Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra meminta mantan kader Partai Demokrat yang dipecat karena karena mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) untuk tidak terbawa perasahaan atau baper.
"Jangan baperlah. Mereka kan bukan kader kami lagi. Jangan lagi bawa-bawa nama Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangan tulis, Senin (1/3/2021).
Baca Juga
Herzaky menganggap berbagai pernyataan yang dilontarkan 7 kader yang telah dipecat dari keanggotaan partai berlambang Bintang Mercy itu hanyalah suara pihak yang kecewa. Untuk itu pihaknya merasa tak perlu menanggapi suara sumbang eks kader partainya itu.
Advertisement
"Apa yang disampaikan, itu hanya nyanyian sumbang orang-orang yang kecewa karena dipecat," katanya.
Menurut Herzaky langkah pemecatan dari partainya terhadap ketujuh mantan anggotanya itu karena dianggap melanggar aturan partai.
"Anda-anda dipecat karena tindakan Anda sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia," sebut dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tetap Solid
Kendati tanpa mereka, menurut Herzaky Partai Demokrat tetap solid di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Lebih jauh, ia mengungkap bahwa banyak kader Demokrat yang merespons positif atas pemecatan ketujuhnya.
"Partai Demokrat alhamdulillah solid di bawah Ketua Umum AHY. Para pemilik suara dan kader di pusat maupun di daerah, di akar rumput, banyak yang bersuka cita para pelaku GPK PD yang bekerja sama dengan oknum kekuasaan dipecat. Banyak pesan teks masuk di berbagai grup Demokrat mengenai ini. Bahkan, di Jatim ada yang cukur gundul menyampaikan rasa syukurnya," katanya.
Seperti diketahui, Dewan Kehormatan Partai Demokrat memutuskan untuk memecat tujuh kadernya yang diduga terlibat dalam gerakan kudeta internal partai belambang Bitang Mercy itu, Jumat (26/2/2021).
Ketujuhnya adalah Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya, dan Marzuki Alie.
Advertisement