18 Warga Lereng Gunung Api Ile NTT Ditemukan Meninggal Tertimbun Longsor

Puluhan rumah tertimbun longsor saat tanah bercampur lumpur dan lahar dingin meluncur dari puncak gunung Ile Api di Kabupaten Lembata, NTT.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 11 Apr 2021, 07:38 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 07:27 WIB
FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Warga memeriksa kerusakan usai banjir bandang di Desa Ile Ape, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 18 orang dari total 26 warga yang hilang saat terjadi banjir bandang dan tanah longsor di lereng gunung api Ile Aii, Desa Waimatan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan. Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal tertimbun longsor.

"Saat ini tinggal delapan lagi dalam pencarian," kata Camat Ile Ape Timur Niko Watun di Lembata, NTT Sabtu (11/4/2021).

Laporan tersebut dihimpun berdasarkan proses pencarian tim gabungan Basarnas dan Satuan Satwa Mabes Polri dibantu warga hampir sepekan terakhir sejak kejadian pada Minggu 4 April 2021 lalu.

Seperti dikutip dari Antara, Niko menuturkan bahwa bencana tanah longsor di wilayah tersebut melanda tiga desa di lereng Gunung Ile Ape, yakni Waimatan, Lamagute, dan Lamawolo.

Jumlah korban meninggal dunia terbanyak berada di Desa Waimatan. Sementara tiga korban meninggal lainnya berada di Desa Lamawolo.

Banyaknya korban, menurut Niko, lantaran masyarakat di Desa Waimatan cenderung mengacuhkan peringatan dini yang di sampaikan kecamatan melalui pesan WhatsApp grup warga beberapa jam sebelum longsor terjadi.

"Karena warga Waimatan merasa desanya jauh dari jalur sungai yang ada di Dusun Kelar, sehingga mereka pikir tanah tidak turun ke kampung mereka. Saat itu malam Paskah juga, sehingga mereka tidur lelap," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Puluhan Rumah Terkubur Lumpur

FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Warga menyaksikan ekskavator membersihkan puing pada daerah yang terkena banjir bandang di Waiwerang, Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Rofinus Monteiro)

Niko mengatakan, musibah yang terjadi sekitar pukul 02.00 WITA itu juga mengakibatkan 900 lebih penduduk di tiga wilayah itu kehilangan tempat tinggal. Sebanyak 29 rumah di Desa Waimatan dan 109 rumah di Desa Lamawolo.

"Ada yang terkubur dan rusak berat," katanya.

Desa Waimatan berada di lereng Gunung Api Ile Api. Posisinya berada tepat di lintasan Jalan Trans Ile Api yang mengelilingi sekitar bagian tengah gunung.

Niko menceritakan hujan deras mengguyur puncak gunung sejak pukul 00.00 WIB. Tiba-tiba tanah bercampur lumpur dan lahar dingin meluncur dari puncak gunung hingga memutus badan Jalan Trans Ile Ape.

Sebanyak 29 rumah penduduk di Desa Waimetan yang berada tepat di sisi badan jalan pun terkubur dan sebagian terdorong hingga jatuh ke lereng gunung.

"Saat ini korban selamat kami ungsikan di kantor kecamatan. Separuhnya di rumah keluarga. Mereka mengungsi mandiri," katanya.

Banjir Bandang Terjang NTT

Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya