Anies Usulkan Penggunaan Nama Batavia untuk Kawasan Kota Tua

Anies menyebut bila saat mencari kata Batavia dalam mesin pencarian Google, akan menampilkan berbagai link yang menarik.

oleh Ika Defianti diperbarui 29 Apr 2021, 09:06 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 08:26 WIB
Cerita Anies Baswedan Hobi Makan Nasi Lengko Cirebon Sejak Kecil
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu mampir ke kedai Nasi Lengko setiap ingin pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan rencana perubahan nama Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi Batavia. Hal tersebut disampaikan Anies saat pidato dalam acara penandatanganan pembentukan Joint Venture Kota Tua-Sunda Kelapa pada Rabu (28/4/2021).

Dalam kegiatan tersebut juga hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Dirut PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo.

"Sepanjang acara, saya tergelitik dengan tulisan Batavia di sebelah podium ini. Mengapa tidak nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia? Batavia mempunyai sejarah panjang," kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut bila saat mencari kata Batavia dalam mesin pencarian Google, akan menampilkan berbagai link yang menarik.

Bahkan kata dia, link tersebut menggunakan berbagai bahasa, mulai Indonesia, Inggris, hingga Belanda.

"Berlatar abad 16-18, yang menggambarkan bahwa Batavia adalah sesuatu banget. Silahkan nanti tim JV melakukan sesuatu dan memutuskan," ucapnya.

Lanjut dia, transformasi kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa sudah pernah dicanangkan sejak masa Gubernur Ali Sadikin. Namun upaya tersebut baru terlaksana saat ini dengan cara baru.

Cara baru tersebut yakni kolaboratif, masif dan terstruktur. Kolaboratif adalah melibatkan banyak pihak. Yakni pemerintah pusat, daerah, swasta, UKM, dan pakar.

"Lalu, masif dengan yang dikelola bukan sejumlah bangunan saja, tetapi kawasan seluas 240 hektar dari Sunda Kelapa, hingga Kota Tua. Kemudian, terstruktur adalah melalui pembentukan JV yang diberi banyak fleksibilitas dan otoritas untuk mengelola," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bukan untuk Bernostalgia

Selain itu, Anies juga menyatakan bila masa lalu bukan untuk bernostalgia. Namun untuk menciptakan peluang ekonomi sekaligus memberi kesempatan bagi generasi mendatang untuk belajar.

Sebab, dia tidak ingin menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata saja. Tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dinamis yang menarik orang untuk berkarya.

"Ada kehidupan di Kota Tua, dan kehidupan itulah yang menarik wisatawan untuk datang. Kita tidak ingin desain kota tua nanti penuh dengan copy paste dari tempat lain di dunia, tetapi Kota Tua harus memiliki narasi, ciri, dan keunikan tersendiri," jelas Anies.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya