Liputan6.com, Bogor - Jembatan penghubung Desa Urug, Kecamatan Sukajaya dengan Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor runtuh setelah diterjang banjir bandang. Akses warga sekitar terutama petani di sekitar terganggu.
Jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar 3 meter itu sebagian roboh kemudian hanyut terbawa arus banjir bandang pada Senin malam (6/9/2021).
Baca Juga
Akses jembatan yang biasa digunakan warga terputus total. Biasanya, petani memanfaatkan jembatan itu untuk membawa hasil panen di lahan sekitar lokasi menuju Pasar Leuwiliang. Jembatan itu juga sekaligus akses bagi warga yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Nanggung dengan Kecamatan Sukajaya, khususnya Desa Urug.
Advertisement
Kepala Desa Urug Sukarma mengatakan, jembatan sepanjang 40 meter itu patah dan roboh akibat hujan deras yang mengguyur Senin sore. Kuatnya aliran Sungai Cidurian menggerus tiang penyangga jembatan.
"Semula saya dapat informasi sore jam 5 masih aman. Sekitar jam 7 malam dapat info lagi, jembatan roboh sebagian. Ada sekitar 24 meter yang roboh," ujar Sukarma, Selasa (7/9/2021).
Akibatnya, para petani maupun warga terpaksa harus memutar arah sekitar 8 kilometer untuk akses jalan alternatif ke pasar maupun desa-desa di Kecamatan Nanggung.
"Tidak ada jembatan yang jadi alternatif lain di sini. Kalau ke Pasar Leuwiliang jadi harus lewat jalur utama, lewat Cigudeg dulu," ucapnya.
Sukatma menyebutkan jembatan yang berlokasi di desa Kampung Adat Urug itu selesai dibangun tahun 2019 dan diresmikan oleh Bupati Bogor Ade Yasin. Jembatan alternatif itu dapat dilalui kendaraan roda empat.
"Itu yang Pemda. Untuk itu kami berharap segera ada perbaikan, mengingat jembatan ini merupakan jalur penghubung antarkecamatan dan jalur ekonomi petani," harapnya.
Â
Dibangun Jembatan Darurat
Namun begitu, sementara waktu akan dibangun jembatan darurat secara swadaya supaya aktivitas masyarakat tidak terganggu. "Paling nanti kalau air sungai sudah surut baru dibuat jembatan dari bambu. Sekarang sungai masih deras," kata dia.
Selain jembatan, lanjut Sukatma, lahan sawah milik warga juga rusak terendam banjir dari luapan Sungai Cidurian.
"Ada sekitar 3 hektar sawah rusak. Alhamdulillah kalau leuit (gubuk tempat menyimpan padi) aman karena lokasi jauh dari sungai," kata dia.
Data dari BPBD Kabupaten Bogor menyebutkan, tercatat lima jembatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hanyut setelah diterjang banjir bandang pada Senin malam (6/9/2021).
Lima jembatan yang putus akibat luapan Sungai Cidurian itu tersebar di tiga kecamatan yakni Sukajaya, Cigudeg, dan Jasinga.
Jembatan penghubung Desa Urug, Kecamatan Sukajaya dengan Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung runtuh terbawa arus banjir bandang.
Kamudian, dua jembatan bambu yaitu di desa Desa Sukamaju dan Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, ikut hanyut terbawa arus sungai.
Selanjutnya, jembatan menuju Pondok Pesantren Darussalam, Desa Kalong Sawah, Kecamata Jasinga juga hanyut. Terakhir, jembatan Citalahab, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung ikut terbawa arus.
"TRC BPBD sedang mengevakuasi 50 santri dan guru di Ponpes Darussalam yang terisolir karena jembatan utama di sungai Cidurian terbawa arus. Tim sudah menyebrang ke pulau di tengah Sungai Cidurian," ujar Sekretaris BBPD Kabupaten Bogor Budi Pranowo.
Selain menghanyutkan jembatan, banjir bandang juga menyebabkan 11 unit rumah dan 1 pondok pesantren terdampak, 1 unit rumah rusak berat, serta 1 tiang listrik terbawa arus.
Tak hanya itu, jalan sepanjang 8 meter mengalami longsor di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung longsor. Akibatnya, jalan antar desa itu hanya bisa dilalui satu lajur, secara bergiliran.
"Ada 4 kecamatan yang terdampak bencana alam pada Senin malam, yaitu Cigudeg, Nanggung, Jasinga, dan Sukajaya," terang Budi.
Sementara warga yang terdampak sebanyak 32 KK atau 37 jiwa dan 50 santri. Sedangkan 2 KK atau 7 jiwa mengungsi.
"Banjir sudah surut sejak semalam. Saat ini petugas gabungan dibantu warga sedang ikut mengevakuasi. Bagi rumah yang terdampak sedang dibersihkan," kata dia. (Achmad Sudarno)
Advertisement