Jokowi: Vaksin Itu Negara yang Membeli, tapi Dapatkannya Rebutan

Vaksin Covid-19 yang didapat pemerintah merupakan hasil pembelian. Meski membeli, Jokowi menekankan bahwa saat ini tak mudah untuk mendapat vaksin virus corona sebab diperebutkan oleh banyak negara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Sep 2021, 15:52 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 15:50 WIB
Jokowi mendapat suntikan dosis kedua vaksin Sinovac. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Jokowi mendapat suntikan dosis kedua vaksin Sinovac. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi mengungkapkan kesenjangan vaksin Covid-19 yang terjadi di dunia saat ini. Jokowi mengatakan ada suatu negara yang sudah berhasil memvaksin 60 persen penduduknya, tapi ada pula yang capaian vaksinasinya baru 2 persen.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar dan santri di SMA Negeri 2 Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021). Dalam kesempatan ini, Jokowi turut melakukan video conference dengan para pelajar dan santri di daerah lain.

"Vaksin ini sekarang menjadi rebutan semua negara, 220 negara memperebutkan vaksin. Ada yang sudah, suatu negara divaksin 60 persen, tetapi ada yang 50 persen, ada juga yang baru 2 persen," kata Jokowi sebagaimana ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis.

Menurut dia, vaksin Covid-19 yang didapat pemerintah merupakan hasil pembelian. Meski membeli, Jokowi menekankan bahwa saat ini tak mudah untuk mendapat vaksin virus corona, sebab diperebutkan oleh banyak negara.

"Rebutan itu beli loh, bukan gratisan. Artinya membeli, yang namanya vaksin sekarang ini juga bukan merupakan barang yang mudah," jelasnya.

 

Persilahkan Ikuti Belajar Tatap Muka

Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19. Terlebih, stok vaksin yang berhasil diamankan pemerintah sebanyak 243 juta dosis per 14 September 2021.

Jokowi mengatakan pelajar dan santri yang sudah divaksin Covid-19 dosis pertama dapat melakukan pembelajaran tatap muka terbatas.

Namun, dia mengingatkan pembelajaran tatap muka hanya bisa dilakukan di daerah PPKM level 1, 2, dan 3.

"Silakan (belajar tatap muka), jadi tidak ada masalah yang paling penting jaga kesehatan, utamanya pakai masker," tutur Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya