Mahasiswa Dibanting Polisi di Tangerang Alami Muntah dan Sesak Nafas

MFA mengaku mengalami nyeri di pundak dan leher. Kepalanya juga masih sakit usai dibanting oleh polisi saat unjuk rasa peringatan HUT Kabupaten Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 15 Okt 2021, 10:04 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 09:00 WIB
Pendemo Diduga Dibanting Aparat pada HUT ke-359 Kota Tangerang
HUT Kabupaten Tangerang diwarnai aksi protes mahasiswa. Bahkan ada dugaan telah terjadi kekerasan aparat kepada pendemo. (Foto:Liputan6/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta MFA, mahasiswa yang dibanting oleh polisi saat aksi unjuk rasa peringatan HUT Kabupaten Tangerang ke-389 mengaku saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dia mengaku kondisi masih merasakan sakit di bagian tubuhnya. 

"Pundak leher kayak enggak bisa digerakin, sama kepala agak kliyengan. Sama tadi pagi sedikit muntah-muntah sama engap (sesak nafas)," aku MFA dalam rekaman tersebut.

Sementara, kondisi MFA yang terbaring di rumah sakit dibenarkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Dia bersama Kapolresta Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro, yang membawa korban ke Ciputra Hospital, untuk persiapan medical ceck up menyeluruh.

"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga. Ini untuk memastikan kondisinya," katanya, Jumat (15/10/2021).

 

Ada Penyakit Penyerta

MFA (20), mahasiswa yang menjadi korban oleh oknum Polisi Brigadir NF saat aksi unjuk rasa HUT Kabupaten Tangerang, menjalani pemeriksaan menyeluruh kesehatan di rumah sakit.
MFA (20), mahasiswa yang menjadi korban oleh oknum Polisi Brigadir NF saat aksi unjuk rasa HUT Kabupaten Tangerang, menjalani pemeriksaan menyeluruh kesehatan di rumah sakit.

Sementara itu, sebelum dilakukan pemeriksaan di Ciputra Hospital, MFA juga dilakukan cek kesehatan dan kondisinya di Rumah Sakit Harapan Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Dijelaskan, Komite Medik Rumah Sakit Harapan Mulya, dr Effie Koesnandar, berdasarkan hasil pemeriksaan, nyeri atau pusing yang dialami MFA juga bisa disebabkan oleh komorbid atau penyakit penyerta yang dialaminya.

"Jadi ternyata MFA ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga. Dan gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala komorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up," jelasnya.

Di samping itu, memang di tubuh MFA terdapat memar di bagian leher dan pundak, yang diduga itu muncul pascakekerasan yang dialaminya oleh Brigadir NP.

"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up,"katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya