Liputan6.com, Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri dikabarkan pindah agama ke Hindu. Ia pun bakal menjalani prosesi pindah agama pada Selasa 26 Oktober 2021 di Kawasan Sukarno Center Heritage di Bale Agung Singaraja, Bali.
"Iya benar, tanggal 26 Oktober dua hari lagi, di Singaraja," ujar Kepala Sukarno Center di Bali Arya Wedakarna saat dihubungi Liputan6.com, pada Sabtu (23/10/2021).
Rencananya, Sukmawati Soekarnoputri juga bakal mengundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghadiri upacara ritual prosesi pindah agama tersebut.
Advertisement
Lantas siapakah sebenarnya Sukmawati Soekarnoputri? Dia merupakan putri dari presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno atau Bung Karno dan Fatmawati Soekarno.
Dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sukmawati juga merupakan adik dari Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia.
Wanita kelahiran 26 Oktober 1951 itu memiliki nama asli Diah Mutiara Sukmawati.
Berikut profil singkat Sukmawati Soekarnoputri dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:
1. Biodata Singkat
Pemilik nama asli Diah Mutiara Sukmawati adalah putri dari presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno atau Bung Karno dan Fatmawati Soekarno.
Sukmawati Soekarnoputri juga merupakan adik dari Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia.
Ia lahir pada 26 Oktober 1951. Sukmawati menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Rakyat pada 1964. Setelah itu, ia melanjutkan sekolahnya di Akademi Tari di di LPKJ Jakarta dan lulus 1974.
Dalam perjalanan hidupnya, Sukmawati pernah menikah dengan Pangeran Sujiwo Kusuma yang kemudian naik tahta menjadi penguasa Pura Mangkunegaran Solo dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX.
Pangeran Sujiwo Kusuma dan Sukmawati Soekarnoputri menikah 1974 hingga pada 1984 berpisah. Diketahui, KGPAA Mangkunegara IX meninggal pada Jumat, 13 Agustus 2021 di Jakarta.
Pernikahan keduanya dikaruniai 2 anak, yakni GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara serta Gusti Raden Ayu (GRA) Putri Agung Suniwati.
Advertisement
2. Penulis Buku
Sukmawati Soekarnoputri termasuk tokoh yang sangat memperhatikan sejarah bangsa Indonesia.
Pada 2011, Sukmawati menuliskan kesaksian sejarah terkait dengan kehidupannya selama 15 tahun di Istana Merdeka dalam sebuah buku yang berjudul Creeping Coup D'Tat Mayjen Suharto.
Buku ini mengungkapkan kisah hidup Sukmawati sejak dilahirkan di Istana merdeka ketika ayahnya masih menjabat sebagai presiden Indonesia hingga usia remaja.
Sukmawati juga menceritakan kesaksian sejarahnya terkait kudeta yang dialami Bung Karno pada 1965-1967.
Sukmawati meyakini adanya kudeta yang dilakukan oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto (saat itu, yang kemudian menjadi Presiden Soeharto menggantikan Bung karno) bersama anggota-anggota militer lainnya dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret 1966.
Dalam pengakuannya, Sukmawati mengaku tidak akan memaafkan Soeharto karena telah melakukan pelanggaran HAM pasca peristiwa 1965.
3. Perjalanan Karier
Sukmawati mengikuti jejak ayah dan saudara-saudaranya terjun ke dunia politik dengan menjadi ketua umum Partai PNI Marhaenisme.
Di sisi lain, tokoh Gerakan Rakyat Marhein (GRM) ini memang mencintai dunia seni. Seperti seni tari, seni lukis, dan belakangan juga menulis.
Kecintaannya pada bidang seni, membuat Sukma begitu betah berlama-lama nongkrong di Taman Ismail Marzuki (TIM), serta berkumpul dengan rekan sesama seniman.
Kemudian Sukmawati terjun ke dunia politik dengan mendirikan dan menjadi ketua umum Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme.
Advertisement