Capaian Vaksinasi Masih 10 Persen, Jokowi: ASEAN Harus Terus Perangi Politisasi Vaksin Covid-19

Jokowi mendorong ASEAN untuk melakukan pembelian vaksin Covid-19 untuk negara anggota serta memerangi diskriminasi terhadap vaksin.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Okt 2021, 14:17 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 14:17 WIB
Jokowi saat menyampaikan pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 yang digelar secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 yang digelar secara virtual, Selasa (26/10/2021).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi atau Jokowi mendorong ASEAN untuk melakukan pembelian vaksin Covid-19 untuk negara anggota serta memerangi diskriminasi terhadap vaksin. Pasalnya, saat ini, tingkat vaksinasi penuh di kawasan ASEAN masih 10 persen di bawah rata-rata dunia.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 yang digelar secara virtual, Selasa (26/10/2021).

"ASEAN harus terus melakukan pembelian vaksin untuk anggotanya, terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin, dan menyuarakan pentingnya kesetaraan akses vaksin bagi semua," tegas Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa.

Menurut dia, penurunan angka kasus Covid-19 di kawasan ASEAN harus bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit bersama. Sehingga, Jokowi mengajak para pemimpin ASEAN untuk melakukan sejumlah langkah percepatan dan penguatan di bidang kesehatan.

Selain percepatan vaksinasi, dia juga menekankan perlunya penguatan arsitektur kesehatan kawasan untuk mengatasi pandemi ke depan. Kemudian, harmonisasi kebijakan darurat kesehatan publik antarnegara ASEAN, terkait dengan deteksi, mitigasi, dan cross border policy, harus segera dilakukan.

Jokowi menilai COVID-19 ASEAN Response Fund harus ditransformasikan menjadi pendanaan kesehatan kawasan yang kuat. ASEAN Emergency Health Fund, untuk mendanai akses terhadap alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan, dan vaksin di masa darurat.

Tak hanya itu, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies perlu terus diperkuat. Jokowi ingin kawasan ASEAN bisa menjadi hub pusat produksi alat kesehatan hingga obat-obatan.

"Di saat yang sama, kawasan ASEAN didorong menjadi hub pusat produksi alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan dan vaksin kawasan. Ini untuk menjamin pasokan kebutuhan negara ASEAN saat terjadi darurat kesehatan publik," jelasnya.

Dia meyakini keberhasilan dalam bidang kesehatan akan membuka pintu kesuksesan di bidang perekonomian. ADB Outlook 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN di tahun 2022 sebesar 5 persen.

"Kita harus membuktikan bahwa kita bisa mencapai lebih dari itu, dengan cara disiplin bekerjasama dan melakukan langkah bersama," ujar dia.

Adaptasi Ekonomi

Jokowi menyebut ada banyak agenda yang perlu dilakukan bersama. Dia menekankan pentingnya reaktivasi perjalanan, termasuk pariwisata yang aman dari Covid-19, dan dipercaya oleh masyarakat global.

"Penerapan koridor perjalanan berdasar ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF) perlu segera diimplementasikan dengan tertib," tutur Jokowi.

Selanjutnya, adaptasi menuju ekonomi digital harus dipercepat di semua negara untuk menyiasati keterbatasan pergerakan manusia. Sebagai kawasan dengan pertumbuhan internet tercepat di dunia, potensi ekonomi digital ASEAN sangat besar.

"Selama pandemi, ekonomi digital tumbuh mencapai 100 miliar dolar AS di tahun 2020. Hal ini menjadi batu lompatan kemajuan ekonomi di kawasan kita dan menjadi kontribusi ASEAN untuk pemulihan ekonomi global," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya