Air Hujan Berwarna Hitam Pasca Kebakaran Kilang Minyak di Cilacap, Ini Kata Pertamina

Walau api di Kilang Minyak Pertamina Cilacap sudah dipadamkan, dampak dari kebakaran tersebut turut membuat air hujan yang jatuh di sekitar lokasi menjadi hitam.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2021, 10:38 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2021, 10:38 WIB
Kilang Pertamina Cilacap kebakaran, Sabtu malam (13/11/2021). (Istimewa/tangkapan layar video)
Kilang Pertamina Cilacap kebakaran, Sabtu malam (13/11/2021). (Istimewa/tangkapan layar video)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang melanda Tangki kilang minyak PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Jawa Tengah pada Sabtu (13/11) malam akhirnya berhasil dipadamkan tim gabungan Tim gabungan, Minggu (14/11) pagi.

"Alhamdulillah, pagi tadi jam 7.45 api sudah terkendali (padam). Saat ini kita masih melakukan upaya pendinginan supaya tidak terjadi titik api kembali ya," kata Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya saat dihubungi merdeka.com.

Walau api sudah dipadamkan, dampak dari kebakaran tersebut turut membuat air hujan yang jatuh di sekitar lokasi menjadi hitam. Sebagaimana gambar yang beredar di media sosial, memotret air hujan berwarna hitam tertampung dalam satu bak.

Menanggapi kondisi tersebut, Ifki menjelaskan, penyebab air hujan bisa berwarna hitam. Lantaran dampak dari asap partikel kebakaran kilang minyak yang membumbung tinggi hingga tercampur bersama jatuhnya air hujan.

"Oh iya dari jelaga ya, partikular atau asap (air hujan tercampur dengan asap). Iya hitam, tapi kalau kental sepertinya tidak. Karena saya dapat gambar seperti air biasa tapi berwarna hitam," kata Ifki.

Karena dampak tersebut Pertamina, kata Ifki, saat ini masih melakukan pengecekan untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari menghitamnya air hujan akibat kebakaran tersebut.

"Iya, jadi kami saat ini sedang melakukan upaya pengecekan lebih lanjut. Seperti yang pernah kami lakukan sebelumnya. Kami akan lakukan yang sesuai dengan penanganan masalah dampak dari asap tersebut," ujarnya.

Selain menanggulangi dampak kebakaran kilang minyak, Pertamina juga sedang menunggu hasil investigasi penyebab kebakaran dan pendataan total kerugian dari tim di lapangan.

"Jadi gini, kalau menyangkut soal dugaan (penyebab). Saat ini kami belum bisa menyampaikan ya kami akan menunggu hasil lanjut dari assesment atau investigasi," katannya.

"Iya sama (total kerugiab), kita belum fokus ke sana. Kita lebih memfokuskan tadi untuk upaya penanganan kebakaran dan juga masyarakat," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Ada Korban Jiwa

Sementara, Ifki sudah bisa memastikan jika akibat insiden kebakaran kali ini tidak ada korban jiwa baik dari masyarakat, para pekerja, maupun petugas gabungan yang melakukan pemadaman.

"Alhamdulillah dalam kejadian ini tidak ada korban baik masyarakat maupun petugas yang melakukan penanggulangan," tuturnya.

Sebelumnya, PT PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap memastikan tangki yang terbakar di area Kilang Cilacap, Jawa Tengah, telah berhasil dilokalisasi. General Manager Refinery Unit IV Cilacap - PT KPI Eko Sunarno mengatakan kebakaran yang terjadi pada pukul 19.10 WIB menimpa Tangki 36 T-102 bersamaan saat ada petir.

"Tangki ini berisi komponen Pertalite sekitar 31.000 kiloliter. Masih komponen, belum jadi produk Pertalite. Alhamdulillah kondisi tangki ini bisa kami isolated (dilokalisasi, red.)," katanya menjelaskan, dilansir Antara, Minggu (14/11).

Dengan demikian, kata dia, hanya Tangki 36 T-102 yang terjadi kebakaran, sedangkan tangki lain di sekitarnya dapat diamankan dan saat sekarang dilakukan pendinginan. Terkait dengan unit proses, dia mengatakan pihaknya dapat menyesuaikan untuk mengikuti alih tangki, sehingga semuanya dapat berjalan normal.

"Hanya kapasitas kami sesuaikan. Transfer produk Pertalite ke TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Lomanis juga masih berlangsung dari Tangki 36 T-101 dan Alhamdulillah bisa kami kendalikan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga melakukan upaya pemadaman secara intensif dengan menggunakan High Capacity Foam Monitor.

"Mudah-mudahan dengan sekali tembak bisa padam," katanya.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya