Liputan6.com, Jakarta Rumah warga yang rusak akibat gempa Banten bermagnitudo 6,6 pada Jumat 14 Januari 2022 bertambah menjadi 1.909 unit. Hal itu sesuai dengan data yang dilansir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang pukul 12.00 WIB, Minggu (16/1/2022).
"Meningkatnya jumlah rumah rusak itu sebanyak lima unit," kata Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang Girgi Jantoro terkait dampak gempa Banten, di Pandeglang, seperti dilansir Antara, Minggu (16/1/2022).
Berdasarkan data yang diterima BPBD Pandeglang 1.148 rumah di antaranya mengalami rusak ringan, 424 unit rusak sedang dan 337 unit rusak berat.
Advertisement
BPBD Pandeglang terus melakukan pendataan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik tersebut. Pendataan rumah tersebut harus benar-benar akurat dan valid, sehingga mereka tepat sasaran untuk menerima bantuan itu.
Sebab, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Pemerintah Provinsi Banten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan bantuan kerusakan rumah hingga pembangunan hunian tetap (huntap).
Selain itu, gempa menyebabkan kerusakan gedung sekolah sebanyak 36 unit, puskesmas 14 unit, masjid 10 unit, kantor desa tiga unit.
"Kami meyakini data kerusakan rumah itu dipastikan bertambah dan belum semua dilaporkannya," kata Girgi.
Â
Waspada
Menurut Girgi, bencana gempa bumi yang berpusat di Perairan Sumur Kabupaten Pandeglang cukup besar dan kuat hingga getarannya dirasakan ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Bandung hingga Lampung. Namun, pihaknya belum menerima laporan korban jiwa.Â
Hanya saja, dia mendapat laporan, ada beberapa warga yang mengalami luka-luka akibat tertimpa bangunan rumah.
Oleh karena itu, dia minta masyarakat waspada bencana alam guna mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami tetap mengutamakan pelayanan kebutuhan dasar agar warga korban gempa merasakan kenyamanan dan perlindungan juga tidak mengalami kerawanan pangan, " ujar Girgi.
Advertisement