Nadiem Beberkan Keunggulan dan Tujuan Platform Merdeka Mengajar

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka pada hari ini, Jumat (11/2/2022).

oleh Yopi Makdori diperbarui 11 Feb 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 20:00 WIB
Nadiem Makarim
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, berdialog secara hybrid dengan perwakilan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Sumatra Utara (Sumut) di Kampus Universitas Sumatra Utara (USU), Kota Medan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka pada hari ini, Jumat (11/2/2022).

Menurut Nadiem, penerapan Kurikulum Merdeka didukung dengan Platform Merdeka Mengajar yang diluncurkan berbarengan.

Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

"Hari ini saya sangat bahagia sekali dapat meluncurkan platform Merdeka Mengajar. Ini adalah platform untuk guru. Harapan kita akan berkembang menjadi suatu platform yang benar-benar dimiliki oleh guru, dari guru untuk guru," ujar Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Belajar secara daring, Jumat (11/2/2022).

Dia menjelaskan, Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila.

"Intinya dalam Platform Merdeka Mengajar ini ada tiga fungsi, yaitu membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya," ucap Nadiem.

Dalam mendukung guru mengajar, Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Saat ini tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka.

"Ini akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik," kata Nadiem.

"Panduan implementasi Kurikulum Merdeka dan modul-modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet. Jadi tidak perlu khawatir," tambahnya.

 

Keunggulan Lainnya

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membuka acara Kick Off G20 on Education and Culture. (Istimewa)

Platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun.

"Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Melalui video inspirasi, guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas," tutur Nadiem.

Selain itu, Platform Merdeka Mengajar juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik.

"Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi melalui Bukti Karya Saya," kata Nadiem.

Dalam menciptakan ekosistem kolaboratif dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, Platform Merdeka Mengajar menggunakan Content Crowdsourcing, di mana pengembangan konten berbasis kontribusi dapat dilakukan oleh semua pihak.

"Kita ingin platform ini hidup menjadi ekosistemnya sendiri. Makanya komponen terpenting dari platform ini adalah crowdsourcing," ungkap Nadiem.

Guru juga dapat saling belajar dan berbagi melalui Komunitas Belajar Daring yang terdapat di dalam Platform Merdeka Mengajar.

"Kita ingin yang mengembangkan materi pembelajaran, materi mengajar, materi belajar, dan materi berkarya ini guru-guru, organisasi-organisasi pendidikan, sehingga kontennya semakin kaya," terang Nadiem.

"Kunci kemajuan pendidikan kita ketika guru-guru mengembangkan dirinya dan saling membantu pengembangan sejawatnya," imbuh Nadiem.

 

Tujuan Lainnya Platform Merdeka Mengajar

Menteri Nadiem Makarim
Menteri Nadiem Makarim saat memberikan sambutan pada peresmian revitalisasi gedung SMK Negeri 2, 5, dan 6 Surakarta.

Lebih lanjut, Platform Merdeka Mengajar juga bertujuan menciptakan iklim kerja yang positif melalui Jejaring Profesi Guru serta Perencanaan dan Kemajuan Karier.

Platform ini menjadi wadah bagi guru untuk menampilkan profil, pengalaman, dan keterampilan profesional, serta mengembangkan portofolio dan kompetensinya.

"Platform ini bisa menjadi CV digital. Jadi, ini kesempatan untuk guru untuk membuat public portofolio," katanya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengembangkan Platform Merdeka Mengajar bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia.

Pada peluncuran Merdeka Belajar ke-15, Nadiem juga menyampaikan apresiasi kepada 21 mitra institusi dan 47 mitra individu yang dengan semangat gotong royong telah turut berkontribusi memperkaya konten perangkat ajar.

Kepada mitra komunitas dan organisasi pendidikan, Nadiem mengajak untuk berkontribusi dalam pengembangan perangkat ajar pada platform Merdeka Mengajar dengan mengisi tautan https://bit.ly/MM-MITRA.

"Untuk itu, Kemendikbudristek mengajak semua pihak untuk bergerak bersama mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia," terang Nadiem.

 

Kurikulum Merdeka

Menteri Nadiem Bahas Penghapusan UN Bersama DPR
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat membahas penghapusan Ujian Nasional (UN) pada 2021 dan sistem zonasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hadirnya Kurikulum Merdeka (dahulu disebut Kurikulum Prototipe) sebagai upaya untuk memulihkan krisis pendidikan yang terjadi di negeri ini selama 20 tahun terakhir.

Nadiem mengungkap terdapat sejumlah kelebihan Kurikulum Merdeka dibanding kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum 2013. Dari segi struktur, Kurikulum Merdeka dirancang jauh lebih fleksibel.

"Kita ingin sekarang kurikulumnya jauh lebih fleksibel, guru dan sekolah bisa menentukan jam pelajaran per minggunya. Karena targetnya itu dipenuhi selama setahun. Kalau kita memberikan target satu tahun itu memberikan fleksibilitas pada sekolah setiap minggu untuk menentukan saya mau ngejar ketertinggalan dahulu enggak," katanya dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima Belas secara daring, Jumat (11/2/2022).

Pada Kurikulum 2013, struktur kurikulum kurang fleksibel atau kaku. Jam pelajaran pun ditentukan per pekan. Berbeda dengan kurikulum baru ini, jam pelajaran akan ditentukan per tahun.

Kurikulum ini juga bakal menitikberatkan pembelajaran pada materi-materi esensial layaknya pada Kurikulum Darurat.

"Jadi Kurikulum Merdeka itu adalah Kurikulum Darurat yang terus kita kembangkan sehingga lebih optimal lagi," beber Nadiem.

Kelebihan lainnya dalam Kurikulum Merdeka yang diutarakan Nadiem adalah memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai macam perangkat pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik.

"Dan kita memberikan dukungan digital suatu aplikasi yang akan kita bicarakan nanti sebagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik belajar secara mandiri dan berbagi praktik baik," katanya.

Kurikulum Merdeka, kata Nadiem juga lebih sederhana dan mendalam. Di mana Nadiem mendesain materi pada kurikulum itu lebih sedikit.

"Sehingga itu memberikan waktu kepada guru untuk mendalami setiap konsep karena itu yang penting. Bukan kelebaran daripada materi, tetapi kedalaman yang menjadi fokusnya," ujar dia.

Pada kurikulum ini, Nadiem meminta sekolah memastikan betul anak-anak dapat mendalami materi hingga tuntas. Tak perlu terburu-buru berganti materi pembelajaran hanya demi mengejar target pembelajaran.

"Lebih menenangkan juga bagi para murid-murid, tidak stres mereka terus karena mereka belum mengerti suatu konsep sudah harus dipaksa pindah ke pembahasan berikutnya," ujar Nadiem.

 

Otonomi Sekolah dan Lebih Interaktif

FOTO: Mendikbud - DPR Evaluasi Belajar dari Rumah hingga Kesiapan Rekrutmen Guru Honorer
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kurikulum Merdeka juga memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah dan para siswanya.

Nadiem juga memastikan bahwa pada Kurikulum Merdeka tidak ada lagi peminatan di jenjang SMA. Mereka, para peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat.

"Tidak ada lagi jurusan ya, kejuruan atau peminatan. Peserta didik bisa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya di 2 tahun terakhir SMA," kata dia.

Pengkotak-kotakan antara IPA dengan IPS dipastikan akan dihilangkan jika sekolah mengadopsi kurikulum tersebut. Skema seperti ini, menurut Nadiem sudah banyak diaplikasikan pada kurikulum di negara-negara lain.

Pada Kurikulum Merdeka, para guru juga diberi keleluasaan untuk mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan para siswa. Mereka tidak dituntut untuk terburu-buru menuntaskan pembelajaran kepada para peserta didik.

Kurikulum Merdeka juga merangsang siswa untuk lebih interaktif. Di mana lewat kurikulum ini Nadiem memberikan ruang adanya proyek bagi siswa. Proyek ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.

"Kita memberikan ruang di dalam kelas untuk project based yang sangat besar, kenapa relevan? Karena ini adalah skill-skill yang akan dibutuhkan anak itu pada saat dia keluar. Dia harus bisa bekerja secara kelompok, dia harus bisa menghasilkan suatu hasil karya, di harus bisa berkolaborasi dan memikirkan hal-hal secara kreatif," papar Nadiem.

Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya