Liputan6.com, Bekasi - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengunjungi pabrik produsen minyak goreng, PT Mikie Oleo Nabati Industri, di Jalan Raya Narogong KM 9, Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).
Kapolri ingin memastikan produksi minyak goreng berjalan normal, sehingga ketersediaannya di pasaran aman menjelang bulan suci Ramadan 1433 H yang jatuh pada awal April 2022 mendatang.
Advertisement
Baca Juga
"Perusahaan ini memproduksi dua jenis, yaitu yang kemasan dan melayani juga curah. Tadi juga dilihat pengecekan secara langsung dan berjalan normal," kata Kapolri Listyo kepada awak media.
Ia menjelaskan, produksi minyak goreng PT Mikie Oleo sempat mengalami peningkatan pada bulan Februari 2022 lalu, yakni mencapai 200.000 liter. Hal ini disebabkan kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang membuat masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok tersebut.
"Oleh karena itu saat ini kita juga melihat kemarin ada pengumuman terkait dengan kebijakan baru harga minyak, khususnya minyak jenis curah yang dibatasi dengan harga Rp 14.000, sedangkan minyak kemasan akan disesuaikan dengan harga keekonomian yang ada," jelasnya.
Listyo pun mengimbau kepada para stakeholder terkait, agar saling menjaga demi mencegah kelangkaan minyak goreng di pasaran. Hal tersebut diyakini dapat membuat kondisi kembali normal dan mengurangi antrean panjang minyak goreng seperti yang sering terlihat di minimarket mau pun operasi pasar.
"Yang paling penting adalah barang berada di pasar. Dan kebutuhan masyarakat yang banyak menggunakan minyak curah, maka ketersediaan minyak curah dan harganya akan dipantau," imbuhnya.
Listyo berharap kebijakan pemerintah yang menerapkan harga eceran tertinggi (HET) bisa diterapkan para produsen minyak goreng. Ia juga meminta produsen untuk menjamin ketersediaan minyak goreng di pasaran.
Produksi Minyak Goreng Berjalan Normal
Sementara itu, Corporate Affairs dari Musim Mas Group, Togar Sitanggang, menyampaikan bahwa produksi minyak goreng selama ini berjalan normal, baik sebelum dan sesudah adanya kebijakan pemerintah.
Ia mengungkapkan, penjualan minyak goreng periode Januari tercatat sekitar 3 juta liter dan Februari 5,9 juta liter. Sedangkan penjualan periode Maret saat ini sudah sekitar 1,7 juta liter untuk kombinasi kemasan dengan curah.
"Bulan Februari itu boleh dibilang volume yang tertinggi yang pernah kita lakukan, jauh di atas bulan Januari. Maret sekarang masih berjalan, tapi semoga juga angka di Maret nanti volume hampir sama dengan yang di Februari," paparnya.
Terkait kebijakan harga minyak goreng curah Rp 14.000 per liter oleh pemerintah, Togar mengaku pihaknya masih menunggu keputusan resmi melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).
"Ini kita masih belum tahu kapan karena tadi kita sampaikan juga bahwa Permendag dan segala perangkat hukumnya sedang dipersiapkan mulai tadi malam. Saya belum cek apakah Permendagnya sudah keluar atau belum," tandasnya.
Advertisement