Sebanyak 1.722 Rumah di Kota Samarinda Terendam Banjir Usai Sungai Mahakam Meluap

Sungai Mahakam di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, meluap pada Selasa (22/3/2022) setelah intensitas hujan yang tinggi dan cukup lama.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2022, 08:29 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2022, 08:29 WIB
Ilustrasi – Banjir di Sidareja pada 20 Oktober 2016. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi Banjir. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Sungai Mahakam di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, meluap pada Selasa (22/3/2022) setelah intensitas hujan yang tinggi dan cukup lama.

Setidaknya lima kecamatan di Kota Samarinda diterpa banjir. Luapan Sungai Mahakam juga mengakibatkan sebanyak 1.722 rumah warga terendam banjir.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan, lima kecamatan, meliputi Samarinda Utara, Samarinda Ulu, Sungai Pinang, Palaran, dan Sambutan.

"Berdasarkan hasil asessement sementara Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Samarinda mencatat sebanyak 3.208 KK/13.447 jiwa terdampak banjir," terang Muhari, melalui keterangan tertulis, Kamis (24/3/2022).

Menurut Abdul, sampai saat ini banjir belum juga surut. Berdasarkan laporan, tinggi muka air mencapai sekitar 5 sampai 60 sentimeter.

Kordinasi dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Samarinda dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait demi menjalankan asesmen, pemantauan dan penanganan darurat bagi warga terdampak banjir.

Pantauan BMKG

Sungai Mahakam di Kalimantan. (Maul/Liputan6.com)
Sungai Mahakam di Kalimantan. (Maul/Liputan6.com)

Menurut pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Samarinda, berpotensi mengalami hujan ringan hingga Jumat (25/3/2022). Karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi risiko bahaya bencana hidrometeorologi.

Upaya mitigasi dapat dirumuskan secara mendalam sehingga terbentuk upaya jangka panjang dan jangka pendek agar kejadian banjir tidak berulang. Di antaranya upaya pencegahan deforestasi secara besar-besaran terus diperkuat agar fungsi lahan maupun hutan dapat dikembalikan sebagai daerah penyerapan air yang optimal.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya