Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan kebahagian kala menunaikan ibadah sholat tarawih pertama kali secara berjemaah pada Ramadhan 1443 Hijriah.
"Alhamdulillah, Ramadhan kali ini jemaah telah kembali memenuhi masjid, musala, langgar, tajuk, atau surau bahkan di aula-aula. Suasana Ramadhan di malam hari kembali hidup," ucap Anies seperti dikutip pada akun instagram @aniesbaswedan, Minggu (3/4/2022).
Advertisement
Baca Juga
Anies bersama warga di sekitar Cilandak sholat di pendopo yang berada di Jalan Lebak Bulus Dalam II, Jakarta Selatan. Pendopo yang sudah dua tahun Ramadhan terlihat sunyi, tahun ini berubah ramai.
"Malam ini di pendopo kami semua kembali bersujud bersama. Puluhan warga, khususnya anak-anak dan ibu-ibu, di kampung kami di Lebak Bulus," ucap dia.
Anies kemudian menggambarkan suasana pada malam itu. Terlihat wajah anak-anak semringah. Mereka berdatangan. Ada yang sambil berlarian dengan sarung melingkar di pundak, ada pula yang jalan dengan tenang.
Anies menyampaikan, pendopo tersebut memang biasa digunakan untuk tarawih. Anak-anak selalu penuh semangat. Saat datang sarung, peci dan baju mereka terlihat rapih. Sementara pada saat akan pulang, banyak yang berantakan.
"Peci miring, gulungan sarungnya longgar, bahkan sebagian sudah melorot. Beda dengan yang bermukena, sebagian besar tetap rapi dan tertib hingga akhir," terang Anies.
Â
Teringat Masa Kecil
Anies kembali mengingat sewaktu kecil. Dia mengatakan, tarawih anak-anak laki memang sering dipenuhi dengan keisengan. Bagi mereka, apapun adalah bermain.
"Itu semua mengingatkan atas masa kecil kita dulu. Segalanya adalah bermain. Hanya di bulan puasa juga, kita dulu bisa dapat izin, main di malam hari," kata dia.
Menurut Anies, suasana tarawih anak-anak di Pendopo tak jauh berbeda dengan lokasi lainnya.
"Semangat tinggi, ketertiban belum tinggi. Misalnya, jika anak-anak hapal bacaan imamnya, maka beramai-ramai ikut melafalkan dengan lantang. Seakan mau mengabarkan pada semua bahwa mereka juga hapal," ujar dia.
Anies mengatakan, begitulah anak-anak. Posisi makmum tapi semangatnya imam. Jika Imam memilih bacaan dari ayat-ayat yang anak-anak tak kenal, maka tiada lagi suara anak yang mengikuti bacaan imam. Barulah Tarawih jadi tenang.
"Anak-anak memang unik," tandas dia.
Advertisement