Klaim Rugi Rp 37 M, Ratusan Korban Robot Trading Fahrenheit Lapor ke Polisi

Sebanyak 137 korban robot trading fahrenheit mengaku rugi Rp 37 miliar. Dugaan investasi bodong tersebut kemudian dilaporkan ke pihak Bareskrim Polri pada Rabu 6 April 2022.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Apr 2022, 10:11 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2022, 10:11 WIB
Ilustrasi Berkas
Ilustrasi Berkas. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 137 korban robot trading fahrenheit mengaku rugi Rp 37 miliar. Dugaan investasi bodong tersebut kemudian dilaporkan ke pihak Bareskrim Polri melalui Firma Hukum LQ Indonesia Law Firm pada Rabu 6 April 2022.

"Kami dari LQ Indonesia Law Firm mempercayakan kepada tim penyidik dalam hal ini menangani kasus para korban dari Fahrenheit, 137 klien kami dengan kerugian Rp 37 miliar," kata Anita Natalia, salah satu pengacara dari firma hukum tersebut di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2022).

Anita menjelaskan, laporan tersebut sudah diterima polisi. Hal itu terlihat dari bukti laporan yang teregistrasi dengan nomor B/223/IV/RES.1.11/2022/DIT.Ditippideksus tanggal 6 April 2022.

Melalui laporan dilayangkan, Anita juga membawa sejumlah bukti seperti lampiran withdrawal, lampiran administrasi seperti KTP dan ID korban dan rincian kerugian mereka.

"Total kerugian sudah ada dalam bentuk excel, kita sudah buat total kerugiannya berapa total rupiahnya, seperti yang sudah disampaikan, totalnya Rp 37 miliar," jelas Anita.

Menurut Anita, Bareskrim tengah melacak keberadaan aset dari tersangka kasus robot trading ini yang bernama Hendry Susanto (HS).

HS sendiri sudah ditangkap dan ditahan oleh Polri. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigjen Whisnu Hermawan.

"Hendry Susanto telah ditangkap oleh Bareskrim, sudah kami tahan," kata Whisnu dalam keterangannya, Rabu 23 Februari 2022.

Tersangka Lain

 

Whisnu menerangkan, Hendry Susanto saat ini telah dijebloskan ke Rutan Bareskrim Polri.

"Sudah kami tahan," ucap Whisnu.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar modus investasi bodong yang dijalankan oleh PT FSP Akademi Pro melalui Robot Trading Fahrenheit.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis menerangkan, pihaknya menangkap empat orang yakni D, ILJ, DBC dan MF. Mereka berperan sebagai admin media sosial dan memasarkan produk Robot Tranding Fahrenheit.

"Kami sudah mengamankan 4 pelaku. Nanti akan kami kembangkan pelaku lainya," kata Auliansyah kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).

Auliansyah menjelaskan, produk Robot Trading Fahrenheit dikenalkan oleh keempat tersangka kepada calon investor. Klaimnya, uang yang ditanamkan investor dikelola secara otomatis oleh robot dan bisa terhindar dari kerugian.

"Mereka menyampaikan ke masyarakat bahwa robot trading ini adalah satu alat yang bisa memantau apabila masyarakat meletakkan uangnya di Fahrenheit. Jadi nanti robot ini bisa mengamankan uang masyarakat ini, tidak akan lose, tidak akan kalah, tidak akan hilang, jadi akan untung terus," ujar dia.

 

Beroperasi Sejak 2019

Auliansyah menyebut, harga robot disesuaikan dengan nominal yang diinvestasikan investor. Semisal, investor menanamkan uang senilai 500 USD maka perhitungannya 50% keuntungan diberikan kepada member atau anggota. Sementara 50% untuk operasional Robot Trading Fahrenheit.

"Jadi katanya semakin banyak deposito semakin besar keuntungannya," ujar dia.

Robot Trading Fahrenheint beroperasi sejak 2019. Auliasnyah memastikan, investasi Robot Trading Fahrenheit hanya tipu-tipu belaka.

"Ini fiktif jadi sebenarnya misalnya di robot trading itu ada perusahaan-perusahaan mana yang kita mau ikut, tapi ini mereka bikin sendiri jadi naik turunnya itu, itu semuanya fiktif mereka yang bikin bukan permainan dengan saham," ucap dia.

Tercatat, sampai saat ini sebanyak 100 orang telah menjadi korban. Polisi menyatakan tak menutup kemungkinan akan bertambah. Polda Metro Jaya membuka posko untuk mendata korban investasi Fahrenheit.

"Kami persilakan masyarakat yang merasa dirugikan oleh kegiatan Robot Trading Fahrenheit silakan melapor ke posko yang sudah kami siapkan," ujar dia.

Artis Joshua March Juga Jadi Korban

Penyanyi Joshua March bercerita mengenai pengalamannya mengikuti robot trading yang berujung rugi hingga miliaran rupiah. 

Sejak bergabung pada Agustus 2021, Joshua March tiba-tiba mendapati Direktur Utama Fahrenheit System Pro, Hendry Susanto, mendadak menghilang dan sulit dihubungi. Padahal sebelumnya, dia mengenal pria tersebut memiliki karakter sopan dan menghargai orang lain.

"Hendry Susanto selaku direktur utama adalah orang yang baik dan sopan. Tapi kalau soal uang, ya kita nggak tahu, pastinya orang akan berubah dengan seketika," kata Joshua March kepada pewarta di Jakarta, Rabu (9/3/2022).

Joshua March mengungkap fakta lain. Ia mengatakan pimpinan Fahrenheit System Pro sengaja menghilang karena nomor teleponnya tak lagi bisa dihubungi.

"Akun Instagram-nya menghilang, semua dana member Fahrenheit dibuat margin call hingga saldo minus. Duit nasabah triliunan ludes habis dalam proses margin call yang memakan waktu kurang lebih 2 jam itu," dia menjelaskan.

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya