Perang Meriam Bambu Sambut Malam Takbiran Idul Fitri 2022 di Bogor

Sudah menjadi tradisi bagi warga Caringin, Kabupaten Bogor menyambut malam Lebaran Idul Fitri dengan menggelar perang blecon menggunakan meriam bambu.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 02 Mei 2022, 02:15 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2022, 02:15 WIB
Warga Kabupaten Bogor merayakan malam takbiran Lebaran Idul Fitri 2022 dengan bermain perang blecon atau meriam bambu
Warga Kabupaten Bogor merayakan malam takbiran Lebaran Idul Fitri 2022 dengan bermain perang blecon atau meriam bambu. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Perang blecon atau aksi adu nyaring ledakan meriam bambu mewarnai malam takbiran Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/5/2022).

Perang blecon ini sudah menjadi tradisi masyarakat Caringin dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sejak selesai berbuka puasa, warga langsung bermain perang blecon dan pesta kembang api menyambut lebaran.

Istilah perang blecon ini sengaja diciptakan masyarakat dua desa di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Sebab saat bermain meriam bambu, mereka membentuk kelompok yang masing-masing kelompok selanjutnya beradu nyaring.

Ribuan meriam karbit berukuran 150 cm dimainkan oleh 13 kelompok pemuda dari Desa Pasir Buncir dan Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor mengiringi kumandang takbir.

"Dari Desa Cinagara ada 5 kelompok dan Desa Pasir Buncir ada 8 kelompok. Masing-masing kelompok rata-rata 110-120 buah blecon," kata Cepi Supriadi tokoh pemuda Kampung Cisalopa, Desa Cinagara.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan tradisi menyulut meriam blecon dengan suara yang menggelegar ini digelar sepanjang malam hingga menjelang subuh.

Namun persiapan pembuatan blecon yang menyerupai meriam ini perlu waktu sekitar lima hari. Untuk setiap kelompok butuh 50-100 kg karbit.

"Pengerjaanya semua gotong royong termasuk pembelian karbit, minyak tanah dan bambu, warga urunan," pungkasnya.

Idul Fitri 1443 H Jatuh pada 2 Mei 2022

Pemantauan Hilal Ramadan 1438 H
Ilustrasi - Pemantauan hilal Idul Fitri

Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah atau Idul Fitri 2022 jatuh pada Senin 2 Mei 2022. Keputusan soal Lebaran 2022 tersebut diambil berdasarkan sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama bersama sejumlah pihak.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, hitungan hisab telah dikonfirmasi petugas Kementerian Agama di daerah yang ditempatkan di 99 titik di seluruh Indonesia.

"Sidang isbat menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin 2 Mei 2022 Masehi," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kementerian Agama, Selasa (1/5/2021).

Sebelumnya, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Cecep Nurwendaya memaparkan posisi hilal secara astronomis (hisab) dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Syawal 1443 H sebelum sidang isbat.

Menurut dia, secara hisab, hilal 1 Syawal 1443 H di Indonesia dimungkinkan dirukyat pada hari ini, Minggu (1/5/2022).

Berdasarkan perhitungan, posisi bulan pada hari ini 29 Ramadan 1443 Hijriyah, sudah berada dalam Kriteria Baru Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore (MABIMS). 

Hisab MABIMS

Sholat Idul Fitri di Masjid Raya Al Arif
Sholat Idul Fitri di Masjid Raya Al Arif. (Merdeka.com)

"Berdasar hisab kriteria baru mabims (3-6,4), baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 dan elongasi 6,4 sehingga tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh bertepatan dengan Senin 2 Mei 2022," jelas Cecep, Jakarta, Minggu (1/5/2022).

Pada seminar yang digelar jelang Sidang Isbat (penetapan) Awal Syawal 1443 Hijriah itu, pakar astronomi ini menjelaskan, 3-6,4 adalah rumusan kriteria baru MABIMS dalam masalah penentuan awal bulan kamariah. Kriteria ini diputuskan pada 8 Desember 2021 dan telah diterapkan pada awal Ramadan 1443 H/2022 M.

Kriteria tersebut menetapkan, awal bulan kamariah dinyatakan masuk dan tiba bila memenuhi parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, disingkat 3-6,4.

Posisi hilal ini dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik).

Pada paparannya, Cecep menuturkan, ketinggian hilal di Indonesia berada pada rentang 3,79 derajat sampai 5,56 derajat pada 29 Ramadan 1443 H atau 1 Mei 2022.

"Ini menunjukkan semua daerah telah memenuhi tinggi Kriteria Baru MABIMS," kata Cecep.

Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran
Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran. (Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya