Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah nama yang sempat berada di Partai Demokrat mundur dan bergabung ke Partai Golkar.Â
Tercatat, ada dua nama, yakni Bayu Airlangga yang merupakan menantu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sekaligus eks Gubernur Jawa Timur, Soekarwo; dan eks Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajudin.
Baca Juga
Keduanya pindah dari Demokrat ke Golkar usai tak dipilih DPP Demokrat untuk memimpin Demokrat di wilayahnya masing-masing. Bayu di Jatim, dan Ilham Arief di Sulsel.
Advertisement
Menanggapi hal itu, Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Edbert Gani menyebut bahwa perpindahan nama politisi dari satu ke partai lain, terlebih partai itu tidak dibangun berdasarkan kekuatan-kekuatan ideologis.Â
"Jadi bukan suatu keanehan ketika menjadi pilihan dari kader-kader partai lain yang memang terhempas dari persaingan-persaingan internal partai ketika tidak mendapatkan posisi strategia tertentu," ujar dalam pesan yang diterima, Senin (30/5/2022).
Dia mengatakan bahwa Golkar terlihat sebagai partai yang terbuka.
"Golkar mencitrakan diri selalu berada di tengah dua kutub persaingan elektoral dan menjadi partai yang terbuka," kata Edbert.
Dikatakan Edbert, hal tersebut yang kemudian membuat baik Bayu dan Ilham memilih partai beringin tersebut sebagai tempatnya dalan berpolitik.
"Jadi menurut saya itulah yang membuat karakter Golkar menjadi kuat. Apalagi ini partai lama dan masih menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia dan karena posisinya itu yang berada di tengah," tandasnya.
Mundur dari Demokrat
Sebelumnya, Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji menyatakan Bayu Airlangga adalah kader potensial. Dia mengaku berkomunikasi dengan menantu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Soekarno (Pakde Karwo), setelah menyatakan mundur dari Demokrat.
"Jadi secara etika kami menjaga betul sebelum Bayu Airlangga menyatakan keluar dari Demokrat," ujarnya, ditulis Senin(23/5/2022).
Sarmuji menyebut, pihaknya tidak melakukan pembicaraan untuk membangun persepsi terhadap partai Golkar.Â
"Ibarat transfer pemain sepakbola, saat kontraknya habis baru kita melakukan pembicaraan, kami menjaga etika sesama partai," ucapnya.
Sarmuji menyampaikan, pihaknya memang beberapa kali melakukan pembicaraan dengan Bayu, dari sisi visi ada kesamaan untuk menata proses politik itu sebagaimana semestinya.
"Sebagai anak muda Bayu punya idealisme, dan saya yakin itu bisa disemaikan di Partai Golkar dan akan tumbuh bersama visi Bayu menata kehidupan perpolitikannya," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menambahkan, setiap kader yang masuk Golkar memiliki kesempatan yang sama untuk berproses hingga tingkat tertinggi. Sebelum Bayu bergabung dengan Golkar, Sarmuji juga sempat menceritakan suasana di partai Beringin.
"Jadi Bayu memiliki potensi untuk berkembang, dan saya menceritakan bagaimana suasana di partai Golkar. Jadi berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, semua bisa berproses. Di Golkar tidak ada sekat, suasananya egaliter," ucapnya.
Advertisement