Liputan6.com, Jakarta PDIP tegas mengatakan tak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan partainya menghormati keputusan PDIP tersebut.
"PKS menghormati sikap dan keputusan partai politik termasuk PDIP yang menegaskan sikapnya tidak akan berkoalisi dengan PKS," kata Kholid, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga
Dia menilai arah koalisi menuju Pemilu 2024 merupakan hak prerogratif setiap partai politik. Namun, dia mengingatkan agar setiap parpol tidak terlalu berlebihan dalam bersikap.
Advertisement
"Marilah kita sebagai partai politik menunjukkan politik kebangsaan yang damai sejuk yang menunjukkan kolaborasi bukan polarasisasi," tegas Kholid.
Dia juga menyinggung soal kekuasaan, jika sebuah partai politik memiliki kekuasan. Menurut dia, kekuasaan tersebut harus digunakan dengan bijaksana.
"Orang-orang Jawa selalu mengatakan adigang, adigung, adiguna, ketika kita memiliki kekuasaan gunakanlah kekuasaan itu dengan bijaksana," imbuh Kholid.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya membuka peluang kerjasama dengan partai manapun untuk Pemilu 2024. Kecuali dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pernyataan Hasto itu menjawab pertanyaan terkait potensi PDIP merapat ke koalisi PKS-NasDem. "Kalau dengan PKS tidak," kata Hasto di sela Sekolah Partai PDIP, Kamis (23/6).
Hasto lantas menyampaikan selamat atas kesepakatan antara PKS-NasDem untuk Pemilu 2024. "Ya itu bagus sekali, ada partai yang secara dini sudah membangun koalisi antara NasDem-PKS. PDIP mengucapkan selamat atas koalisi NasDem dan PKS tersebut," kata Hasto.
Adapun setelah pertemuan PKS-NasDem, hari ini Partai Demokrat akan menemui DPP NasDem untuk penjajakan komunikasi Pemilu 2024.
Sama seperti dengan PKS, Hasto menegaskan PDIP sulit untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat. “Sebagai Sekjen memang tidak mudah untuk bekerjasama,” tegas dia.
Juga dengan Demokrat
Sama seperti dengan PKS, Hasto menegaskan PDIP sulit untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. “Sebagai Sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama,” tegas dia.
Hasto menyebut melihat sejarah kedua partai, maka koalisi akan sulit dilakukan. Apalagi, kultur pendukung PDIP sangat berbeda dengan Demokrat. Menurut dia, pendukung PDIP adalah wong cilik dan berbeda dengan pendukung Demokrat.
“Koalisi harus melihat emosional bonding pendukung PDI, pendukung PDIP adalah rakyat wong cilik yang tidak suka berbagi bentuk kamuflase politik. Rakyat itu apa adanya, rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat, sehingga aspek-aspek historis itu tetap dilakukan,” tegasnya.
Sementara itu, Hasto menyebut PDIP saat ini belum akan mengumumkan kerja sama dengan parpol mana pun, PDIP masih akan fokus turun ke rakyat.
“Bagi PDIP keyakinan turun ke bawah ke desa-desa menyerap aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka
Advertisement