Wapres Ma'ruf: Pancasila Filter Bagi Paham Impor yang Merusak Tatanan Bangsa

Wapres Ma'ruf menegaskan, rakyat Indonesia perlu memperkuat dasar atau pondasi diri sebagai suatu bangsa dan satu negara.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jun 2022, 16:43 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2022, 16:43 WIB
Wapres Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir sekaligus membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XV Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KHMDI) bertemakan 'Merawat Indonesia' di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir sekaligus membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XV Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KHMDI) bertemakan 'Merawat Indonesia' di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan pentingnya generasi muda bangsa menjunjung nasionalisme.

Ma'ruf mengawali pidato sambutannya dengan membahas terkait kemajemukan yang ada di Indonsia.

"Tidak ada satu pun pihak yang dapat menyangkal besarnya peran dan kontribusi seluruh golongan suku maupun agama dalam perjuangan kemerdekaan. Kita bersyukur dan berterima kasih atas pengorbanan para pahlawan nasional, seperti I Gusti Ketut Jelantik, I Gusti Ngurah Rai. Mereka tidak hanya berjuang demi kepentingan kelompok, hingga kini jejak perjuangannya telah menyatu dengan perjuangan seluruh komponen bangsa ini," tutur Ma'ruf dalam sambutannya, Kamis (30/6/2022).

Menurut Ma'ruf, kemajemukan merupakan sebuah realitas yang disadari betul oleh para pendahulu dan pendiri bangsa kita. Sebab itu, lahirlah Pancasila sebagai hasil kesepakatan segenap elemen bangsa, sekaligus titik temu dari segala perbedaan suku, ras, dan agama, yakni sebagai dasar negara dapat menyatukan kebinekaan.

"Pancasila adalah filter bagi paham-paham dan nilai-nilai impor. Pemahaman atas falsafah Pancasila perlu ditanamkan dengan kuat kepada para pemuda kita agar mampu menyaring paham-paham negatif yang dapat merusak nilai dan tatanan bangsa Indonesia yang luhur," jelas dia.

Sebagai warga dunia, lanjut Ma'ruf, seluruh generasi bangsa merasakan arus informasi dan teknologi yang sangat berkembang pesat. Budaya baru pun masuk dengan mudah dan berpotensi besar mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pemikiran, ajaran, hingga nilai-nilai asing yang semakin sulit dibendung.

"Tentu kemajuan dunia modern boleh dinikmati, hanya saja generasi muda perlu membangun kewaspadaan agar tidak larut dan lupa jati diri. Jangan sampai nasionalisme terkikis oleh hal-hal yang bukan mencerminkan identitas bangsa Indonesia," kata Ma'ruf.

Wapres Ma'ruf menegaskan, rakyat Indonesia perlu memperkuat dasar atau pondasi diri sebagai suatu bangsa dan satu negara. Para pemuda tentu merupakan ujung tombak untuk merawat kebinekaan.

"Pemuda yang tangguh bukan yang mampu menguasai yang lain, melainkan yang mampu merawat persatuan dan kesatuan sehingga bangsa ini dapat hidup dalam kedamaian dan kerukunan," ujarnya.

 

Perkuat Organisasi

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf pun berharap Rakornas XV KHMDI dapat memperkuat organisasi agar semakin solid secara internal, hingga mampu mengajak anak bangsa untuk memperkuat nasionalisme, merangkul kemajemukan, mencintai budaya, mengembangkan diri di tengah kemajuan teknologi, serta membangun bangsa dan menjaga bumi agar tetap layak huni.

Tidak ketinggalan, Rakornas diharapkan dapat menjadi forum untuk menggali gagasan, menemukan terobosan, dan menentukan langkah strategis dalam membantu pemerintah menyiapkan SDM yang berkualitas, baik penguasaan ilmu pengetahuan, inovasi dan kreativitas, maupun wawasan kebangsaannya.

"Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dapat memberikan rumusan gagasan dan mendukung pemerintah dalam menjalankan tugas sebagai tuan rumah G20. Saudara sekalian juga diharapkan aktif dalam event G20 yang menggandeng kaum muda, termasuk dalam pemberitaan positif melalui media sosial," Ma'ruf menandaskan.

 

infografis pancasila
cara negara amankan pancasila (liputan6.com/triyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya