Pengamat: Koalisi Parpol Dilakukan Jauh Hari Sebelum Pemilu, Agar Mudah Dikenal Rakyat

Adi berpendapat, KIB cukup nekat untuk membentuk poros politik saat ini, dia khawatir, poros koalisi yang dibentuk Golkar, PAN dan PPP itu diganggu dan digoda untuk masuk ke gerbong koalisi lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2022, 18:45 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 16:06 WIB
Momen Presiden Jokowi Bertemu Ketua Umum Parpol Koalisi Jelang Perombakan Kabinet
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar tiba di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 15 Juni 2022. Presiden Jokowi mengundang para ketum partai politik menjelang perombakan atau reshuffle kabinet. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, idealnya koalisi partai politik dibentuk jauh hari sebelum Pemilu. Hal itu agar publik bisa paham visi misi dan mengenal jagoan yang akan diusung oleh parpol koalisi tersebut.

"Sehingga ada penilaian apakah visi calon yang diusung layak dijual atau tidak," kata Adi saat dihubungi, Selasa (19/7/2022).

Adi mencontohkan, langkah politik yang diambil Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) punya nilai pembeda. Namun, harus memiliki sikap politik yang pro rakyat.

"Berdiri lantang paling depan suarakan jeritan hati rakyat. Jika tak demikian apa bedanya KIB dengan poros lain yang terbentuk di ujung permainan," ucap Adi.

Di sisi lain, Adi berpendapat, KIB cukup nekat untuk membentuk poros politik saat ini. Apalagi, Pemilu 2024 masih jauh. Dia khawatir, poros koalisi yang dibentuk Golkar, PAN dan PPP itu diganggu dan digoda untuk masuk ke gerbong koalisi lain di ujung penentuan.

Maka, Adi menilai KIB harus solid dalam menyongsong 2024. Sehingga, kerja-kerja yang telah dilakukan tidak sia-sia.

"Rentan dipreteli dan dikuliti satu persatu apa yang sudah mereka lakukan untuk memperjuangkan nasib rakyat," terangnya.

Sementara, terkait masa kampanye Pemilu 2024 yang hanya digelar 75 hari, Adi menilai hal itu sangat kurang. Dengan waktu yang pendek, pemilih tak akan mendapat informasi soal kandidat yang akan dipilih.

Bahkan, ia menyebut keserentakan antara pencoblosan Pilpres dan Pileg membuat rumit pada level teknis pemilih.

"Mestinya waktu kampanye ditambah. Waktu kampanye mepet sangat rentan dengan politik uang. Rakyat yang kurang info soal calon sangat mudah masuk angin dengan serangan logistik," pungkasnya.

 

Ajak Bergabung dengan KIB

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa mengumumkan koalisi parpol untuk Pemilu 2024
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa mengumumkan koalisi parpol untuk Pemilu 2024. Kesepakatan politik ini disampaikan di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengajak partai lain untuk bergabung lebih cepat ke KIB. Menurutnya KIB selalu terbuka dengan partai lain yang memang ingin bergabung.

"Kalau mau gabung, ayo lebih cepat, sehingga bisa koalisi sejak dini," ujar Awiek sapaan akrabnya, Minggu, 17 Juli 2022.

Awiek mengatakan sejauh ini KIB masih belum masuk ke tahap pasangan calon baik capres maupun cawapres di Pemilu 2024.

"Masih lama. Masih cukup waktu. Ya tentu kita komunikasi dengan teman-teman itu bahwa KIB ini sudah memenuhi syarat threshold untuk Pilpres," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa akan ada partai lain yang akan masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh Golkar, PA

Dia bilang partai yang hendak bergabung itu masih dalam proses.

"Sedang dalam proses," kata Airlangga pekan lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya