Permintaan Jokowi Setop Politik Identitas dan Politisasi Agama Dinilai Perlu Diikuti Para Elite

Menurut Bawono, komitmen menolak politik identitas akan semakin baik bila juga disampaikan elite politik lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Agu 2022, 00:38 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2022, 19:20 WIB
Momen Jokowi Hadiri Sidang Tahunan MPR 2022
Presiden Joko Widodo memberi salam sebelum menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022). Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Potensi politik identitas akan selalu ada pemilihan umum (Pemilu). Untuk meredam berkembangnya politik identitas, perlu ada komitmen dari elite politik, terutama yang akan berkompetisi pada pemilihan presiden (Pilpres).

"Potensi politisasi identitas akan selalu ada dalam pemilu. Apalagi Indonesia memiliki kemajemukan etnis suku dan agama," kata pengamat politik Bawono saat dihubungi, Selasa (16/8/2022). 

Peringatan agar tidak ada lagi politik identitas dan politisasi agama dalam Pemilu ke depan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR 2022 di gedung MPR, Selasa (16/8/2022). 

Jokowi berharap kehidupan berdemokrasi di Tanah Air harus semakin dewasa.

Menurut Bawono, komitmen menolak politik identitas akan semakin baik bila juga disampaikan elite politik lainnya.

"Komitmen untuk menjauhkan diri dari politisasi identitas dalam Pemilu 2024 baik sekali apabila disuarakan oleh para elite politik, terutama mereka akan berlaga di dalam pemilihan presiden mendatang," ujar Bawono.

Sedangkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan politik identitas memang selalu ada.  

Dia memahami politik identitas yang Jokowi sampaikan adalah yang membenturkan semangat dan nilai persatuan dengan kepentingan kelompok identitas sendiri.

"Itu saya pikir pesan moralnya di sana. Jadi, semua pidatonya bagus," kata Surya Paloh.

Paloh meyakini, pesan Jokowi agar menghindari politik identitas ditujukan bagi  yang membenturkan persatuan. Paloh pun mengapresiasi pesan moral yang disampaikan Jokowi.

"Yang membenturkan semangat dan nilai persatuan kita dengan kepentingan kelompok identitas sendiri. Itu saya pikir pesan moralnya di sana. Jadi, semua pidatonya bagus," ujar Paloh.

 

Jangan Ada Politik Identitas

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak harus mendukung penuh tahapan Pemilu 2024 yang sedang dipersiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jokowi tak ingin ada lagi politik identitas.

"Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).

Jokowi juga tak ingin ada lagi polarisasi sosial. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap demokrasi di Indonesia semakin dewasa.

"Konsolidasi nasional harus diperkuat," ujar dia.

Infografis Wacana Duet Prabowo-Jokowi Bertarung di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Wacana Duet Prabowo-Jokowi Bertarung di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya