Liputan6.com, Jakarta - Petani mengeluhkan kondisi gagal panen yang disebabkan oleh cuaca ekstrem di sentra-sentra produksi cabai. Imbasnya, harga cabai ikut naik di tingkat konsumen imbas penurunan pasokan.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro mengungkap kondisi petani yang gagal panen di awal 2025 ini.
Advertisement
Baca Juga
"Dilihat dari lapangan memang terjadi gagal panen di berbagai sentra yang ada, terkait hujan ekstrim pada akhirnya gagal panen sangat tinggi," kata Tunov kepada Liputan6.com, Sabtu (11/1/2025).
Advertisement
Dia mengatakan, salah satu sentra produksi di Jawa Tengah bahkan mengalami gagal panen sangat tinggi. 70 persen dari total lahan panennya mengalami kebusukan imbas curah hujan yang tinggi.
"Di Jateng (Jawa Tengah) bisa mencapai 70 persen gagal panen karena layu fusarium, antraknose dan rontok bunga," ungkapnya.
Menurutnya, hujan juga menjadi tantangan petani. Pasalnya, para petani tidak bisa memanen hasil ladang ketika hujan di pagi hari. Alhasil, stok yang didistribusikan menjadi berkurang.
Tunov bilang, sederet upaya sudah dilakukan sejak akhir 2024. Kendati begitu, tanaman cabai diakuinya sensitif terhadap cuaca. Dia menyebut kenaikan harga imbas berkurangnya pasokan kerap terjadi.
"Pemerintah dengan kami petani sudah berupaya mengantisipasi dari akhir tahun tapi memang tanaman cabai sangat bergantung cuaca maka tidak bisa berbuat banyak kecuali mempertahankan yang masih bagus dan mengganti tanaman yang sudah rusak," tuturnya.
"Ya memang sudah pola cabai, kalau cuaca ekstrim harga pasti fluktuasi karena tanaman cabai memang bergantung cuaca," tambah Tunov.
Harga di Tingkat Petani
Tunov turut membagikan harga cabai di tingkat petani. Salah satunya harga lelang untuk cabai dari Koperasi Panca Arga Tani Gemilang di Kabupaten Magelang.
Ada 10 jenis cabai yang diproduksinya. Setiap jenisnya memiliki harga lelang yang berbeda. Data yang dibagikan Tunov menunjukkan harga lelang per 10 Januari 2025.
Berikut harga cabai tergantung pada jenisnya:
- ORI Grade A Rp 81.000 per kg
- ORI Tavi Rp 80.000 per kg
- RM Rp 76.000 per kg
- RAJA Rp 75.000 per kg
- CMK OR (Grade A) Rp 46.000 per kg
- CMK OR (Grade B) Rp 40.000 per kg
- CMK ANVI Rp 35.000 per kg
- CMK HC Rp 45.000 per kg
- CMK IJO Rp 20.000 per kg
- Rawit Putih Rp 18.000 per kg.
Harga Cabai Pedes Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg
Harga cabai naik di pasaran tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Bahkan, angka tertinggi mencapai Rp 130.000 per kilogram di Kalimantan Timur.
Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya tren kenaikan harga cabai. Baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah.
Mengutip data yang ditampilkan, Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah naik ke Rp 130.000 per kilogram (kg) di Kalimantan Timur. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Barat dengan Rp 55.520 per Kg.
Masih mengacu data yang sama, harga cabai rawit merah di DKI Jakarta pada Jumat (10/1/2025) bertengger di Rp 120.000 per Kg. Angka ini turun dari Rp 150.000 per Kg pada Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, jika dihitung secara nasional, harga rata-ratanya berada di Rp 77.940 per kilogram.
Â
Advertisement
Cabai Merah Keriting
Tak berbeda jauh,data harga cabai merah keriting juga terlihat cukup tinggi. Panel Harga Bapanas mencatat harga tertinggi mencapai Rp 89.010 per Kg di Kalimantan Tengah. Sementars itu, harga terendah sebesar Rp 27.930 per Kg di Papua Tengah.
Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta terpantau sebesar Rp 80.000 per kg pada Jumat (10/1/2025). Harga pada pekan ini mengalami kenaikan dari Rp 66.330 per kg pada 5 Januari 2025, pekan lalu.
Sementara itu, harga rata-rata nasional cabai merah keriting berada di Rp 50.700 per kilogram.Â