Liputan6.com, Jakarta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan bahwa tidak akan berpindah poros koalisi ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi itu diisi oleh Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Juru Bicara PKS M Kholid mengatakan, komunikasi dengan Partai Golkar hanya sebatas silaturahmi.
Baca Juga
"Dengan Golkar itu silaturahim biasa saja. Pimpinan PKS dan Golkar kan sahabat. Kami dengan Golkar kan selalu baik-baik hubungannya," kata Juru Bicara PKS M Kholid, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/9/2022).
Advertisement
Kholid mengatakan, pertemuan antara PKS dan Partai Golkar pun tidak ada pembahasan gabung dengan KIB.
"Tidak ada bahasan terkait rencana PKS akan gabung KIB. Kami hormati Golkar yg sudah membentuk KIB bersama PAN dan PPP," ucapnya.
Kholid pun menegaskan, bahwa saat ini PKS tengah melalukan komunikasi intens dan serius dengan Partai NasDem serta Partai Demokrat.
"Sejauh ini yang paling serius penjajakannnya ya poros perubahan ini," tegas Kholid.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar, Lamhot Sinaga mengungkapkan, komunikasi partainya telah lama berkomunikasi dengan PKS. Namun, dia mengatakan komunikasi tersebut belum masuk ketahap untuk bergabung koalisi.
"Tetapi seiringnya dengan dinamisnya fluktuasi koalisi ini ya sampai hari ini memang belum ada keterikatan antara Golkar dan PKS," jelas Lamhot saat dihubungi merdeka.com, Selasa 20 September 2022.
Lamhot menambahkan, Golkar melihat PKS sudah 10 tahun du luar kekuasaan pemerintah. Dia yakin, sebuah parpol tidak ingin berlama-lama di luar pemerintahan.
"PKS kan punya target bahwa pilpres yang akan datang mereka mengusung calon yang menang. Jadi mereka ingin berada di pemerintahan," katanya.
Dengan dasar itu, Lamhot yakin, PKS akan bersama dengan Golkar menghadapi Pemilu 2024. "Dan mungkin juga sekaligus merepat bergabung dengan KIB," imbuhnya.
Demokrat Ingin Koalisi Bareng NasDem dan PKS Segera Dideklarasikan
Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto berharap bersama koalisi NasDem dan PKS segera dideklarasikan.
Menurut dia, alasannya karena butuh waktu membangun harmonisasi dengan calon presiden yang diusung dan antar partai politik.
"Tentu jika kami ditanya, harapan kita juga ingin secepatnya, tapi kan banyak harmonisasi, banyak sinergi yang harus kami bangun. Karena bukan hanya terkait emosional siapa calonnya, tapi platform perjuangan, kemudian juga mengharmonisasi energi, semangat ini. Harapan kita dari Demokrat, kita ingin juga membangun sebuah peradaban memperkuat peradaban sebelumnya bangsa ini," ujar Didik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 27 September 2022.
Dia menegaskan, saat ini Demokrat paling intens berkomunikasi dengan NasDem dan PKS. Ia berharap kerjasama politik ini mulai mengerucut.
"Nah Demokrat pun saat ini sedang intens untuk berkomunikasi dengan Nasdem maupun PKS. Mudah-mudahan semakin hari ke depan, ini komprehensif komunikasi ini akan mengerucut menjadi kepentingan," kata anggota Komisi III DPR RI ini.
Menurut Didik, fokus ketiga partai hari ini adalah menemukan sebuah kesamaan. Menurutnya, membangun kesamaan tersebut bukan sekadar menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Tentu yang menjadi prioritas kami adalah memastikan bahwa tiga partai ini bisa menemukan sebuah kesamaan dalam membangun game, karena saya katakan tadi ini bukan sekadar menetapkan capres atau cawapres tapi game besar 2024 ini di dalam pencapresan ini juga berkaitan dengan kepentingan abngsa dan juga kepentingan rakyat," ujar Didik.
Â
Advertisement
PKS Waspadai Pemilu 2024 Curang
 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespons soal pidato Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menyebut ada dugaan kecurangan pada Pemilu 2024 mendatang.
Ketua DPPÂ PKSÂ Mardani Ali Sera mengatakan, pernyataan SBY dijadikan sinyal kepada partai politik yang akan bertarung pada Pemilu 2024 untuk waspada. Karena, faktanya di lapangan masih ditemukan kecurangan.
l"Apalagi kalau ada isu tiga periode kah, ada isu wapres kah, isu macam-macam justru semua harus waspada. kemungkinan ada aktor atau usaha untuk membuat pemilu tidak jujur dan adil. Pak SBY bagus peringatan buat kita semua," kata Mardani, kepada wartawan, Senin 19 September 2022.
Terkait indikasi adanya mengatur hanya dua pasangan calon di Pemilu 2024, Anggota Komisi II DPR ini menuturkan, parta berlogo bulan sabit kembar ini tetap berusaha agar bisa memunculkan lebih dari dua pasangan calon.
"Kemungkinan itu ada saja, tapi buat kami terserah saja mereka mau mengatur tapi kami akan terus berusaha untuk mewujudkan lebih dari dua pasang calon karena itu sehat untuk demokrasi," tegasnya.
Mardani Ali Sera tak menampik, jika pada Pilpres 2024 hanya ada dua paslon akan membuat pelaksanaan tersebut tidak adil. Namun, dia menegaskan bahwa PKS akan terus berupaya agar bisa memunculkan lebih dari dua pasangan calon.
"Kalau dipaksakan cuma pasang dua calon ya bisa ketidakadilan, tapikan apakah dua pasang calon atau lebih kan tergantung kitanya kalau kita mau berjuang untuk tidak dua pasang calon juga bisa," imbuhnya.
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com