Mahfud Md: Peristiwa Sebenarnya Jatuhnya Korban Kanjuruhan Jauh Lebih Mengerikan

Ketua TGIPF, Mahfud Md, mengatakan proses jatuhnya korban yang sebenarnya, jauh lebih mengerikan dari yang beredar di media dan media sosial. Berikut penuturannya.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 14 Okt 2022, 15:34 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 14:50 WIB
Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Liputan6.com, Jakarta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengungkap fakta detik-detik jatuhnya korban dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Ketua TGIPF, Mahfud Md, mengatakan proses jatuhnya korban yang sebenarnya, jauh lebih mengerikan dari yang beredar di media dan media sosial.

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh, proses jatuhnya korban itu jauh mengerikan dari yang beredar di televisi dan medsos," ujar Mahfud dalam konferensi pers soal tragedi Kanjuruhan, di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Menurut dia, hal ini terungkap dari rekaman puluhan CCTV yang dimiliki aparat. Rekaman tersebut berhasil merekonstruksi apa yang terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan kala itu.

"Karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki aparat. Jadi itu lebih mengerikan dari sekedar semprot mati semprot mati gitu. Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu bisa keluar satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk nolong temannya, terinjak-injak mati. Ada juga beri bantuan pernafasan. Karena yang satunya sudah tidak bisa bernapas. Membantu, kena semprot juga mati. Lebih mengerikan daripada yang beredar," tutur Mahfud.

Dia mengungkap, jatuhnya korban meninggal, cacat dan kritis di Kanjuruhan, berawal dari desak-desakan yang disebabkan oleh gas air mata yang ditembakkan polisi.

Saat ini, lanjut dia, BRIN tengah meneliti tingkat keterbebahayaan kandungan gas air mata tersebut.

"Yang mati dan cacat serta sekarang kritis, dipastikan terjadi karena desakan-desakan setelah gas air mata disemprotkan. Adapun tingkat peringkat keberbahayaan, racun dari gas itu sekarang sedang diperiksa oleh BRIN. Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa menurai kesimpulan bahwa kematian masal itu disebabkan terutama oleh gas air mata," ujar Mahfud Md.

Usai Lapor Jokowi

 Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/10/2022) siang.

Mereka siap melaporkan hasil investigasi terkait tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, TGIPF tragedi Kanjuruhan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pukul 13.11 WIB dengan menggunakan bis Kemenko Polhukam. Tampak kehadiran Menko Polhukam Mahfud Md selaku Ketua TGIPF

Hadir juga para anggota TGIPF lainnya untuk menyampaikan investigasi kepada Jokowi. Berdasarkan informasi, TGIPF akan diterima Jokowi pada pukul 13.30 WIB.

"Saya bersama 13 anggota TGIPF kerusuhan sepakbola di Kanjuruhan akan menghadap ke Presiden untuk menyampaikan laporan berdasarkan temuan-temuan yang mungkin ada yang belum terungkap di berbagai media atau tim-tim lain," kata Mahfud kepada wartawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya