Muktamar Muhammadiyah Bakal Bahas Isu Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan

Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah digelar di Solo, 18-20 November 2022.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 08 Nov 2022, 11:50 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 11:50 WIB
PP Muhammadiyah
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, dalam pertemuan dengan Pimpinan Redaksi dan perwakilan media-media masa nasional di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (7/11). (Edu Krisnadefa)

 

Liputan6.com, Jakarta - Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah siap digelar di Solo, 18-20 November 2022. Rencananya, Muktamar ini akan dibuka langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Dalam muktamar kali ini, Muhammadiyah akan membahas beberapa isu strategis terkait keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Materi-materi untuk bahan Muktamar sendiri sudah mereka siapkan sejak tiga bulan lalu.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengungkapkan, materi ini telah dibagikan dalam bentuk soft file kepada para peserta dan akan jadi bahan diskusi dalam Muktamar. Materi ini juga dibuatkan dalam bentuk buku.

Mu'ti mengungkapkan, persiapan muktamar memang dikelola berdasarkan sistem yang baku. "Jadi, banyak yang bilang kondisi Muktamar Muhammadiyah kok adem-adem saja. Dipancing-pancing kita juga tidak terpancing. Tapi, ketika bicara program, kita semua semangat," ujar Mu'ti dalam pertemuan dengan Pimpinan Redaksi dan perwakilan media-media massa nasional di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (7/11).

Mu'ti juga menegaskan, dalam muktamar ini Muhammadiyah tidak akan merekomendasikan nama capres atau cawapres. "Karena Muhammadiyah memang tidak terbiasa dengan calon itu," ujar Mu'ti.

 

 

PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, hadir secara online dalam pertemuan dengan Pimpinan Redaksi dan perwakilan media-media masa nasional di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (7/11). (Edu Krisnadefa)

Dalam konteks ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang hadir secara online dalam pertemuan itu, mengimbau para politisi yang berpartisipasi di Pemilu 2024 agar berlaku dan bertindak sebagai negarawan.

Sehingga, kata Guru Besar Sosiologi ini, kejadian pahit di Pemilu 2019 tidak terulang, di mana terjadi banyak pertikaian dan polarisasi. Sebab, Pemilu 2024 adalah kontestasi krusial.

"Ini bisa jadi ajang para negarawan agar mengedepankan kepentingan bersama, bangsa, dan negara di atas kepenting pribadi, kelompok dan kroni," ujar Haedar.

'Aisyiyah Angkat Isu Stunting

Logo muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyiah, di Surakarta, Solo, 18-20 November 2022. (Foto: muhammadiyah.or.id/Liputan6.com)
Logo muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyiah, di Surakarta, Solo, 18-20 November 2022. (Foto: muhammadiyah.or.id/Liputan6.com)

Dari 'Aisyiyah, Ketua PP 'Aisyiyah, Masyitoh Chusnan, mengungkapkan ada beberapa hal yang akan mereka angkat, yang tidak dibahas Muhammadiyah, salah satunya stunting.

"Isu stunting adalah isu perjuangan semua pihak, lebih-lebih kaum perempuan. Ini jadi fokus kami selain selain Risalah Perempuan Berkemajuan," ujar Masyitoh.

Konsep dari Risalah Perempuan Berkemajuan sendiri tak berbeda jauh dengan Muhammadiyah. Tapi, dalam risalah lebih ditekankan kepada masalah-masalah perempuan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya