Ada Potensi Hujan Ekstrem dan Badai Dahsyat, Heru Budi Imbau Perkantoran Terapkan WFH

Dia meyakini kebijakan WFH bisa mencegah dampak yang disebabkan oleh bencana mulai dari kemacetan hingga potensi keborosan.

oleh Winda Nelfira diperbarui 27 Des 2022, 12:46 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 12:46 WIB
Potensi Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun, Pemprov DKI Kaji Penerapan WFH
Sejumlah pengendara menerjang hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau perkantoran di DKI Jakarta menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).

Hal ini menyusul temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal adanya potensi banjir besar di Jabodetabek, khususnya Tangerang, Banten akibat cuaca ekstrem dan badai dahsyat yang diprakirakan terjadi pada Rabu, 28 Desember 2022.

"Itu parsial kita imbau, kalau tadi ada bencana puting beliung bisa melalui PPID menjelaskan, mengkondisikan masing-masing karyawan swasta untuk bisa WFH," kata Heru Budi di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2022).

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) itu meyakini kebijakan WFH bisa mencegah dampak yang disebabkan oleh bencana mulai dari kemacetan hingga potensi keborosan.

"Menghindari kemacetan, bencana, pemborosan, dan lainnya lah," kata dia.

Heru menjelaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga akan menyampaikan informasi mengenai kondisi cuaca terkini di Ibu Kota secara bertahap.

"Kemarin Pak Isnawa sudah bagus tuh menyampaikan berita kondisi cuaca tanggal 23 (Desember 2022) sampai 27 (Desember 2022), nanti mungkin tanggal 30 (Desember 2022) sampai 2 Januari (2023)," katanya.

Lebih lanjut, Heru mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan berkoordinasi dengan BNPB melakukan metode Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem.

"Bisa TMC, bisa imbauan Pak Isnawa selaku Kepala BPBD berikan informasi, ditambah Pak Kepala BNPB menghindari kondisi rawan. Tentunya jam kerja masing-masing swasta bisa ambil kebijakan WFH," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Modifikasi Cuaca

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyepakati bakal melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di DKI Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan TMC bakal dilangsungkan jelang Januari dan Februari 2023. Selain itu, kata Heru nantinya juga akan dilakukan pemetaan kembali wilayah-wilayah rawan bencana di Ibu Kota.

"Tadi kami sudah diskusi ada beberapa hal yg akan kami sikapi. Yang pertama adalah menjelang Januari dan Februari, kami nanti bersama BNPB melakukan TMC dan kemudian memetakan kembali rawan bencana," kata Heru di Studio BNPB, Jalan Pramuka, Matraman Jakarta Timur, Selasa (27/12/2022).

Kepala BNPB Suharyanto menambahkan perihal penanganan potensi cuaca ekstrem dengan menggunakan TMC bakal dipegang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan TNI AU sebagai pelaksana.

"Nanti pelaksanannya BRIN dan TNI AU, penganggarannya dari BNPB. Juga kita melaksanakan TMC, nanti mudah-mudahan ketika hujan lebat tidak mengganggu dalam proses pergantian tahun," jelas Suharyanto.

Selain TMC, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji juga menyampaikan sejumlah bentuk kerja sama yang disepakati Pemprov DKI dengan BNPB, diantaranya juga mengenai langkah pencegahan bencana di DKI Jakarta.

"Pertama adalah berkaitan dengan pembahasan teknologi modifikasi cuaca. Jadi, kami pemprov DKI Jakarta, kerja sama dengan BNPB, BRIN, TNI AU, kami akan membahas kemungkinan modifikasi cuaca apabila terjadi cuaca ekstrem di Jakarta," kata Isnawa.

"Yang kedua adalah berkaitan dengan belajar dari kejadian gempa cianjur, tentunya tadi sudah disampaikan Pak Gubernur bahwa bangunan bangunan harus kembali kita pantau, kita cek keberadaan gedung gedung bertingkat maupun gedung lainnya. Yang mungkin harus kita pantau kekuatan gedungnya," sambung Isnawa.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya