Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan bakal merehab total sejumlah bangunan sekolah di DKI Jakarta pada 2023. Hal itu, guna mengantisipasi bencana terutama gempa bumi.
Hal ini diungkapkan Heru ditemui saat konferensi pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Studio BNPB, Jalan Pramuka, Matraman Jakarta Timur, Selasa (27/12/2022).
"Saya tadi sudah minta Pak Aspem, siang ini atau besok kami ada Rapim dan tentunya ini jadi catatan dan tahun depan pembangunan sekolah-sekolah itu ada beberapa sekolah akan direvitasliasi, direhab total," kata Heru.
Advertisement
Heru menjelaskan bahwa revitalisasi bangunan rawan gempa itu disarankan oleh Ketua BNPB Suharyanto saat membahas antisipasi dan penangananan bencana di DKI Jakarta. Sehingga, ke depan bangunan sekolah di Ibu Kota punya desain tahan gempa.
Baca Juga
"Tadi saran dari beliau (BNPB) untuk bisa sudah mengantisipasi bencana ke depan, terutama gempa bumi 7,5 SR berarti didesain bisa menahan gempa seperti itu," kata dia.
Kendati demikian, menurut Heru, rencana untuk mendesain bangunan sekolah tahan gempa itu memerlukan arahan lanjutan dari Pemerintah Pusat.
"Tadi bicara konsep 2022 sampai 2044 diturunkan lagi per lima tahun-lima tahun tadi saya minta Pak Aspem, Pak Isnawa Adji, nanti Bapenda mendesainnya seperti apa tentunya arahan Pempus," jelas dia.
Heru menyampaikan bahwa konsep bangunan tahan gempa ini juga direncanakan sebagai langkah pencegahan. Mengingat, banyak kota-kota besar lainnya di Indonesia yang mengalami kerugian akibat bencana.
"Tadi Kepala BNPB, menyampaikan adanya pencegahan. Maka beliau menyarankan belajar dari kota-kota lain di mana banyak bencana dan menimbulkan kerugian yg cukup besar," kata dia.
Selain bangunan sekolah, perencanaan yang sama juga direncanakan pada bangunan dan infrastruktur lainnya semisal rumah sakit, dan bangunan milik pemerintah.
"Itu harus konsepnya misalnya di atas 7 SR ya. Jadi didesain seperti itu, sehingga pencegahannya dapat direncanakan," ucap dia.
Jakarta Sangat Rapuh
Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri sebelumnya meminta agar semua pihak memberi perhatian dan mulai bergerak mengenai kemungkinan terjadi gempa besar yang menimpa ibukota DKI Jakarta.
Menurut Megawati, sejauh ini penanganannya masih menyedihkan. Padahal, Pemda seharusnya bisa bergera cepat dan berkoordinasi berbasis data prediksi yang dibuat oleh Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Waktu saya presiden, saya sudah pikir bagaimana kalau terjadi gempa di Jakarta," kata Megawati.
Saat itu, Megawati mengingat dirinya meminta tolong kepada Mendagri saat itu, Hari Sabarno untuk menyiapkan batalion pemadam kebakaran (Damkar), yang lengkap beserta peralatannya.
"Sekarang Pak Tito (Mendagri), silakan. Kenapa? Karena pengalaman. Itu harus ada mobilnya. Saya tak terbayang ketika Gedung BI terbakar, kayak apa orang diturunkan (dari gedung). Ini soal bagaimana menangani bencana. Terutama di Thamrin-Sudirman, banyak gedung tinggi. Omong lah ke pengusaha itu. Mereka jangan menunggu saja" kata Megawati.
"Saya katakan, Jakarta ini sangat fragile (rapuh). Kenapa? Karena di Selat Sunda, ada Gunung Krakatau dan anaknya Rakata. Ring of fire itu atas bawah. Menurut cerita orang yang tahu, anaknya Rakata ini, kekuatannya lebih kuat dari ibunya (Krakatau)," urai Megawati.
Megawati mengingatkan betapa dashyatnya ketika Krakatau meletus. Di Lampung, saat itu bahkan kapal yang ada di laut sampai berada di daratan. Saat itu, Jakarta masih tergolong kampung. Kini Jakarta sudah menjadi kota besar dengan gedung dan penduduk yang padat.
"Jadi kesiapannya bagaimana? Saya pernah bilang ke Pak Jokowi, bagaimana menurunkan orang dari gedung tinggi, kalau Damkar tak siap? Pernah tidak simulasi, dimana mobilnya harus berjalan, rombongan damkar itu jika sekiranya di tengah kota ini, di Sudirman-Thamrin," kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu.
Advertisement