Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim mendesak junta militer Myanmar mengimplementasikan 5 poin konsesus. Hal ini disampaikan Jokowi usai bertemu PM Anwar di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (9/1/2023).
"Mengenai Myanmar, Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan five point consensus. Kita sepakat mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan five point concensus," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, PM Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa implementasi lima poin konsesus merupakan upaya terbaik menyelesaikan masalah krisis kemanusiaan di Myanmar. Hal ini, kata dia, demi kesejahteraan masyarakat di Myanmar.
"Usaha melaksanakan persetujuan ini perlu diteruskan selaras dengan keputusan para Pemimpin ASEAN di Sidang Kemuncak ASEAN pada November tahun lalu," katanya.
"Pihak berkuasa tentera Myanmar digesa memberikan komitmen sepenuhnya dalam melaksanakan Kemuafakatan Lima Perkara ini secara segera dan bermakna demi kesejahteraan rakyat Myanmar," sambung PM Anwar Ibrahim.
Sebagai informasi, PM Malaysia Anwar Ibrahim melakukan kunjungan resmi pertama keluar negeri selama dua hari ke Indonesia pada 8 hingga 9 Januari 2022 atas undangan Presiden RI Joko Widodo.
Ini merupakan kunjungan perdana Anwar Ibrahim usai dilantik menjadi PM Malaysia pada November 2022.
Â
Indonesia Jadi Negara Pertama Dikunjungi Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim mengaku senang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya usai resmi menjadi PM. Anwar menyebut Indonesia memiliki tempat khusus di hatinya.
"Saya agak sentimentil sedikit dan Bapak Presiden tahu bahwa Indonesia ini ada tempat yang khusus di hati sanubari saya," kata PM Anwar Ibrahim dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Senin (9/1/2023).
Untuk itu, dia berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah mengundangnya ke Indonesia. Anwar menuturkan kujungannya ke Indonesia bukan sekedar diplomatik biasa.
"Saya tentunya ingin memulakan dengan untuk menyatakan penghargaan yang setingginya kesudian Bapak mengundang kami ke Indonesia. Ini bukan hubungan diplomatik biasa," ujarnya.
Advertisement