Liputan6.com, Jakarta Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan uang Rp 1 miliar di rekening tersangka M Dede Solehudin. Dia bersama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh menyandang status sebagai tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menerangkan, penyidik masih menelusuri sumber uang yang ada di dalam rekening bank milik tersangka pembunuhan berantai itu. Menurut informasi nilai mencapai Rp 1 miliar.
Dia menyebut, uang-uang masuk ke rekening secara bertahap. Adapun, angka Rp 1 miliar merupakan hasil akumulasi.
Advertisement
"Terkait dengan motif ekonomi, rilis pemyidik sudah menyampaikan ada nilai nominal satu milyar, tentu ini merupakan rekapitulasi sepanjang waktu, sehingga penyidik harus mendalami keluar-masuk keuangan pada buku rekening," kata Trunoyudo kepada wartawan, Jakarta, Senin (23/1/2023).
Trunoyudo mengatakan, pendalaman rekening bakal menjawab motif pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon cs secara keseluruhan. Tercatat, sejauh ini sembilan orang dilaporkan tewas.
"Sehingga untuk apa juga, menentukan sejak kapan motif ekonomi itu dimulai. Ini masih perlu pendalaman, karena nilai ini harus mendasari dari alat bukti lainnya khususnya di buku rekening penerimaan sih pelaku," ujar dia.
Dalam kasus ini, salah satu motif memberikan janji-janji supranatural sehingga korban bersedia menyerahkan uang ataupun harta. Polisi sebut, tersangka mengiming-iming para korban bisa menjadi lebih kaya dan sukses.
"Kemudian justru hilangnya nyawa korban," ujar dia.
Telusuri Aset
Polisi terus mendalami penyelikan kasus pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Dengan mengembangkan adanya potensi tersangka selain Solihin alias Duloh (60) dan M. Dede Solehudin (36).
"Terkait potensi adanya tersangka lain bisa tapi tetap didasar alat bukti tentunya, tidak serta Merta. Saat ini belum didapatkan perkembangan itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi, Sabtu (21/1/2023).
Selain mencari kemungkinan tersangka baru, kata Trunoyudo, penyidik juga tengah melakukan tracing atau pelacakan aset dari hasil penipuan yang dilakukan Aki dan kawan-kawan yang didapat dari harta para korbannya.
"Tetapi untuk aset juga akan dilakukan tracing aset oleh penyidik. Apabila memang motifnya ekonomi karena harta orang lain ingin dikuasai kemudian ingin dibunuh ini juga akan dilakukan tracing aset terkait dengan nominal, aset tidak bergerak," jelasnya.
Pelacakan aset ini dilakukan dengan mencocokan antara pembelian dan perbuatan pidananya yang ini akan terlihat dari hasil penyidikan penyidik yang masih bekerja.
"Tapi saya menyampaikan bahwasanya penyidik direktorat reserse kriminal umum PMJ masih di sana dan membuka posko dan mengimbau sekaligus pada masyarakat Cianjur yang sekitaran warga," imbaunya.
"Sekitar apabila ada relasi dan koneksi dengan pelaku para keluarganya yang saat ini tidak bisa dihubungi atau janggal. Ini bisa dilaporkan," imbuhnya.
Â
Advertisement
Dede Ikut Jadi Korban
Â
Sebelumnya, Fakta demi fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan berantai dilakukan Wowon Erawan alias Aki, Solehudin alias Duloh dan M Dede. Terbaru, polisi menemukan aliran dana masuk ke rekening ke salah satu tersangka.
Dugaan kuat, uang dalam rekening itu milik sejumlah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang dijanjikan kekayaan oleh ketiganya.
"Sejauh ini yang kami temukan ada aliran dana Rp1 miliar," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1).
Rekening itu atas nama Dede Sholehudin. Dede juga menjadi korban saat sekeluarga di Bekasi diracun menggunakan seduhan kopi yang sudah dicampur zat kimia mematikan. Tetapi, Dede tak tewas. Dia masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Dede ini yang menghimpun dana dari sejumlah TKW," tegas Hengki.
Hilangkan Jejak
Dede Solehuddin, salah satu pelaku pembunuhan berantai di Bekasi sempat ikut tenggak racun bersama empat korban lain di rumah Bantargebang, Kota Bekasi. Tindakan itu rupanya disengaja demi menghilangkan motif pembunuhan.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, Dede memang telah menyiapkan skenario dengan sengaja ikut menjadi korban.
"Kalau alasannya kan untuk menghilangkan jejak, seakan-akan dia itu untuk menghilangkan jejak lah supaya nggak ketahuan bahwa dia ikut meracun," kata Panjiyoga saat dihubungi, Sabtu (21/1/2023).
Menurutnya, demi menutupi kejahatan Dede nekat ikut meminum kopi yang telah dikasih racun pestisida olehnya bersama korban Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16) yang ketiganya meninggal.
Sementara Neng Ayu Susilawati (5) anak dadi Ai Maimunah yang menjadi korban selamat bersama Dede. karena hanya minum sedikit dari racun yang ditegaknya.
"Dia minum racun cuma sedikit makannya dia hidup," jelasnya.
Advertisement