Liputan6.com, Jakarta - Rover Perseverance milik NASA kembali membuat penemuan menarik di permukaan Mars. Baru-baru ini, robot penjelajah itu menemukan sebuah batu berwarna gelap dengan bentuk dan tekstur tak biasa, yang langsung mencuri perhatian para ilmuwan.
Batu tersebut dijuluki "Skull Hill" karena bentuknya yang menyerupai tengkorak dan kontras mencolok dengan batuan di sekitarnya. Melansir laman Live Science pada Kamis (24/04/2025), Skull Hill ditemukan di area yang dikenal sebagai Port Anson, sebuah bagian dari Kawah Jezero.
Kawah ini merupakan cekungan besar berbentuk mangkuk yang terletak di utara khatulistiwa Mars, dan diyakini pernah menjadi danau raksasa sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Lokasi ini dipilih NASA karena memiliki potensi tinggi untuk menyimpan jejak kehidupan mikroba purba serta informasi penting tentang sejarah iklim Mars.
Advertisement
Baca Juga
Sejak Desember 2024, Perseverance telah menjelajahi lereng curam yang dikenal sebagai Witch Hazel Hill. Daerah ini diyakini menyimpan sedimen purba yang dapat memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan Mars di masa lalu.
Pada 11 April 2025, rover mencapai sebuah batas geologi menarik, di mana lapisan batuan terang dan gelap bertemu. Sebuah indikasi bahwa terjadi perubahan besar dalam sejarah geologis planet merah ini.
Skull Hill tampak menonjol dengan sudut tajam dan permukaan berlubang-lubang. Ukurannya sekitar satu meter, dan warnanya yang gelap membuatnya terlihat kontras di antara bebatuan lain.
Para ilmuwan mengategorikannya sebagai float. Float adalah batuan yang tidak berasal dari tempat ditemukannya sekarang, melainkan terbawa dari lokasi lain oleh air atau peristiwa geologi lainnya.
Skull Hill diduga terbawa oleh aliran air saat Mars masih memiliki iklim yang lebih hangat dan lembap, lengkap dengan sistem sungai, danau, bahkan mungkin lautan. Saat air menghilang dan erosi terus berlangsung selama miliaran tahun, hanya batuan paling keras dan tahan lama yang tersisa, seperti Skull Hill ini.
Â
Lubang Angin
NASA juga mempelajari lubang-lubang aneh di permukaan batu tersebut. Ada dua kemungkinan penyebabnya, pertama, bagian dalam batu yang lebih rapuh bisa tererosi dan terlepas, menyisakan rongga.
Kedua, angin Mars yang dikenal kuat, membawa partikel debu dan batuan kecil yang secara perlahan mengikis permukaan batu seperti amplas alami. Awalnya, ilmuwan menduga Skull Hill mungkin adalah meteorit, karena bentuknya yang aneh dan warnanya yang gelap.
Namun, pengukuran kimia menggunakan instrumen SuperCam yang dipasang di lengan robot menunjukkan bahwa komposisinya tidak sesuai dengan meteorit yang biasanya ditemukan di Mars. Alternatif lainnya adalah batu ini merupakan batuan beku hasil aktivitas vulkanik.
Di Bumi maupun Mars, batuan beku seperti basalt yang mengandung mineral gelap seperti olivin, piroksen, dan biotit, bisa tampak serupa. Jika benar, maka Skull Hill bisa jadi berasal dari aliran lava purba, atau merupakan bagian dari lapisan bawah tanah yang terangkat akibat tumbukan meteorit besar.
Penemuan Skull Hill menambah daftar panjang misteri geologi Mars yang perlahan-lahan diungkap oleh Perseverance.
(Tifani)
Advertisement
