Kecam Pembakaran Al Quran di Swedia, PAN: Toleransi Beragama Harus Terus Dijaga

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi mengajak masyarakat terus menjaga toleransi dalam beragama.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2023, 21:31 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 21:30 WIB
Viva Yoga
Petani di beberapa daerah mengalami panen raya, salah satunya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hasil dari panen petani rata-rata mengalami kenaikan sekitar 10 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi mengajak masyarakat terus menjaga toleransi dalam beragama. Sebab, demokrasi Pancasila dilandasi nilai-nilai religiusitas sehingga membentuk masyarakat yang religius.

"Ini menjadi modal dasar dalam memperkuat persatuan nasional dan mempertebal kohesivitas sosial," kata Viva melalui keterangan yang diterima, Rabu (1/2/2023).

Hal itu berkaitan dengan tindakan tidak terpuji Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.

Viva mengatakan aksi protes atas sikap Paludan adalah hal yang wajar. Tapi harus dilakukan dengan tertib, menjaga moralitas, dan etika.

"Mari kita tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia adalah masyarakat yang inklusif, rasional, moderat, menghargai nilai kemanusiaan dan kemajemukan," ujar.

 


Kecam Tindakan Paludan

Rasmus Paludan, politisi Denmark yang bakar Al-Quran.
Rasmus Paludan, politisi Denmark yang bakar Al-Quran. Dok: Instagram Rasmus Paludan @lawlordofdenmark

Menurut Viva, PAN mengecam keras tindakan Paludan yang menebarkan kebencian terhadap umat Islam mengatasnamakan kebebasan demokrasi, dengan membakar Alquran. Hal tersebut kata Viva adalah tindakan yang tidak bermoral, tidak etis, dan melanggar HAM.

Sikap kebencian dan anti Islam dengan mengatasnamakan kebebasan pribadi di ruang demokrasi adalah pemikiran yang sesat.

"Kebebasan berpendapat dan berekspresi dalam hidup berdemokrasi haruslah berlandaskan pada nilai etis dan kemanusiaan. Hal ini kemudian akan melahirkan sikap bertanggungjawab. Tindakan ramus itu cerminan sikap intoleran, anti pluralitas, anti kemanusiaan, yang nilai-nilai tersebut justru bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi," kata anggota Komisi IV DPR ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya