4 Hal yang Memberatkan dalam Vonis 20 Tahun Penjara Putri Candrawathi

Sebelum membacakan putusan, anggota Majelis Hakim lainnya juga membeberkan hal-hal yang memberatkan dalam putusan 20 tahun penjara Putri Candrawathi atas perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Feb 2023, 19:59 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 19:55 WIB
Ekspresi wajah Putri Candrawathi selama proses sidang berjalan terlihat beberapa kali menunjukkan perubahan. Mulai dari ekspresi datar hingga lemas.
Ekspresi wajah Putri Candrawathi selama proses sidang berjalan terlihat beberapa kali menunjukkan perubahan. Mulai dari ekspresi datar hingga lemas.

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhkan pidana 20 tahun penjara kepada Putri Candrawathi, terdakwa kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Pidana 20 tahun penjara ini dibacakan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Wahyu Imam Santoso saat sidang pada Senin (13/2/2023).

"Mengadili, menyatakan terdakwa Putri Candrawathi terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, turut serta melakukan pembunuhan berencana. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Putri Candrawathi dengan pidana penjara selama 20 tahun," kata Hakim Wahyu.

Sebelum membacakan putusan, anggota Majelis Hakim lainnya juga membeberkan hal-hal yang memberatkan dalam putusan 20 tahun penjara atas perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J

Menurut Majelis Hakim, Putri Candrawathi telah mencoreng nama baik organisasi para istri anggota Polri, yakni Bhayangkari.

"Terdakwa selaku istri seorang Kadiv Propam Polri, sekaligus pengurus pusat Bhayangkari, bendaraha umum, seharusnya menjadi tauladan dan menjadi contoh anggota Bhayangkari lainnya sebagai pendamping suami," tutur Majelis Hakim.

Selain itu, Putri Candrawathi kerap berbelit-beli dalam memberikan keterangan selama persidangan kasus pembunuhan Brigadir J.

"Sehingga menyulitkan jalannya persidangan," tambah Majelis Hakim.

Hal lain yang memberatkan Putri Candrawathi, yakni tidak mengakui kesalahannya dan memposisikan diri sebagai korban pelecehan seksual.

"Perbuatan terdakwa berdampak dan menimbulkan kerugian yang besar berbagai pihak baik materil maupun moril, bahkan memutus masa depan banyak personel anggota kepolisian," tegas Majelis Hakim.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lebih Berat dari Tuntutan Jaksa

Usai Ferdy Sambo, Kini Giliran Putri Candrawathi Jalani Sidang Pembacaan Vonis di Kasus Pembunuhan Brigadir J
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi bersiap menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023). Sebelumnya, sang suami Ferdy Sambo divonis hukuman mati oleh majelis hakim. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Vonis 20 tahun penjara terhadap Putri Candrwathi ternyata lebih berat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada sidang sebelumnya, 18 Januari 2023.

Ketika itu, jaksa meminta majelis hakim menghukum istri eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, 8 tahun penjara.

Jaksa menilai, terdakwa Putri Candrawathi terbukti bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sebagaimana diatur dalam dakwaan priemer Pasal 340 juncto 55 ayat 1 Ke-1 KUHP.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa penjara 8 tahun dipotong masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan," ujar jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Menurut jaksa, seluruh unsur dalam Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1, telah terpenuhi berdasar hukum. Oleh karena itu, dakwaan subsider tidak perlu dibuktikan.

Putri dinilai justru ikut dalam perencanaan pembunuhan Brigadir J. Dia tidak berusaha mengingatkan maupun menghentikan niat suaminya yang sudah didampingi puluhan tahun hingga menjadi pejabat Polri.

 

Reporter: Ady Anugrahadi

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya