Tim Penyelamat Berjibaku Melawan Suhu Dingin Saat Evakuasi Korban Gempa Turki

Jalan-jalan di Sanliurfa, Turki dipenuhi oleh penduduk yang cemas dan ketakutan akan adanya gempa susulan. Mereka memilih bermalam di luar gedung dan rumah, meskipun cuaca terasa sangat dingin.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Feb 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2023, 12:20 WIB
Gempa Magnitudo 7,8 Turki, Warga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban dari Reruntuhan Bangunan
Petugas pemadam kebakaran membawa jenazah seorang korban di Diyarbakir, Turki tenggara, Senin, 6 Februari 2023. Gempa kuat yang melanda Turki tenggara dan Suriah utara telah menewaskan lebih dari 640 orang dengan ratusan lainnya luka-luka. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat mencari korban tewas dan korban selamat di puluhan bangunan yang runtuh di seluruh wilayah. (AP Photo/Mahmut Bozarsan)

Liputan6.com, Jakarta - Tim penyelamat menghadapi suhu beku di kota Sanliurfa, Turki Tenggara, saat mereka mengevakuasi para korban terdampak reruntuhan bangunan akibat gempa magnitudo 7,8.

Dilansir dari aljazeera Selasa (7/2/2023), para tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk mencoba dan menarik korban selamat dari reruntuhan bangunan.

Saking dinginnya suhu di lokasi terdampak gempa, mereka tampak mengenakan jaket, sarung tangan, hingga penutup kepala. Seorang warga bernama Omer El Cuneyd berharap, anggota keluarganya yang tertimpa reruntuhan gedung bisa segera ditemukan.

"Ada keluarga yang saya kenal di bawah reruntuhan. Sampai pukul 11.00 atau siang, teman saya masih menjawab telepon. Tapi dia tidak lagi menjawab. Dia ada di bawah sana," kata Omer El Cuneyd kepada AFP news agency. 

Sementara, jalan-jalan di Sanliurfa, Turki dipenuhi oleh penduduk yang cemas dan ketakutan akan adanya gempa susulan. Mereka memilih bermalam di luar gedung dan rumah, meskipun cuaca terasa sangat dingin.

Seorang warga, Mustafa Koyuncu mengaku, memilih bermalam di dalam mobil, bersama istri dan kelima anaknya. Mustafa masih takut terjadi gempa susulan di wilayah tersebut.

"Kami tidak bisa pulang, semua orang takut," ucap Mustafa.

Sebelumnya, gempa besar dilaporkan terjadi di Turki pada Senin 6 Februari 2023 pagi. Laporan awal menyebutkan, kekuatan gempa mencapai magnitudo 7,8.

Berdasarkan laporan situs USGS, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 ini berpusat di bagian selatan negara tersebut, tidak jauh dari perbatasan Suriah.

Gempa dilaporkan terasa sampai ke Israel. The Times of Israel menyebut getaran dirasakan warga Tel Aviv. Para pengguna media sosial dari Jazirah Arab juga mengaku merasakan gempa Turki, seperti netizen di Beirut (Lebanon) dan Erbil (Irak), hingga Kuwait.


Korban Tewas Tembus 3.800 Jiwa

Begini Potret Pantauan Udara Pencarian Korban Gempa Suriah
Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, Senin (6/2/2023). Ratusan orang dilaporkan tewas di Suriah utara setelah gempa berkekuatan 7,8 yang berasal dari Turki dan dirasakan di seluruh negara tetangga. (Omar HAJ KADOUR / AFP)

Turki menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari pasca gempa Turki 6 Februari 2023 yang bermagnitudo 7,8. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Karena gempa yang terjadi di negara kita pada 6 Februari, masa berkabung nasional diumumkan selama tujuh hari. Bendera kita akan dikibarkan setengah tiang hingga matahari terbenam pada Minggu, 12 Februari, di seluruh bagian negara kita dan perwakilan di luar negeri," kata Presiden Erdogan via Twitter.

Dikutip dari CNN, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menyebutkan bahwa korban tewas akibat gempa di Turki saat ini mencapai 2.379 orang.

Sementara itu, kantor berita Suriah SANA seperti dilansir CNN melaporkan bahwa korban tewas di wilayah yang dikontrol pemerintah mencapai 711 orang dan kelompok Helm Putih menyebutkan kematian di wilayah yang dikuasai oposisi berjumlah 740 orang. Dengan demikian menjadikan total korban jiwa saat ini melampaui 3.800 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya