Fokus Cari Korban Hilang Akibat Longsor di Natuna, Tim SAR Perpanjang Masa Tanggap Darurat

Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin berharap, dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat, Tim SAR akan terus fokus melanjutkan pencarian korban longsor di Natuna yang belum ditemukan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Mar 2023, 18:20 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 18:19 WIB
Longsor di Natuna: Pencarian Korban Longsor di Desa Pangkalan Terus Dilakukan
Gambar selebaran yang diambil pada 8 Maret 2023 dan dirilis pada 9 Maret 2023 oleh Badan Penanggulangan Bencana Indonesia ini menunjukkan tim SAR dan alat berat terlihat di lokasi tanah longsor di desa Pangkalan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Tim gabungan masih terus mencari puluhan korban hilang pasca tanah longsor yang menimbun satu kampung di Desa Pangkalan. (HO / INDONESIA DISASTER MITIGATION AG / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan memperpanjang masa tanggap darurat selama tiga hari untuk melakukan pencarian delapan korban yang dinyatakan hilang akibat bencana tanah longsor di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Natuna, Kepulauan Riau.

"Tanggap darurat seharusnya berakhir kemarin (Minggu, 12/3), tetapi diperpanjang selama tiga hari," kata Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin dilansir dari Antara, Senin (13/3/2023).

Achmad berharap, dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat, Tim SAR bisa melanjutkan pencarian korban longsor di Natuna yang belum ditemukan. 

"Dengan perpanjangan masa tanggap darurat tersebut diharapkan seluruh korban yang masih dalam pencarian di Desa Pangkalan bisa segera ditemukan," ucap Achmad.

Menurut Achmad, Tim SAR gabungan di Natuna, Kepulauan Riau pada Senin (13/3/2023) telah menemukan 46 jenazah, sedangkan delapan orang masih dinyatakan hilang.

"Jadi, terhitung mulai hari ini sampai 15 Maret 2023, merupakan tiga hari pertama tambahan waktu operasi pencarian," tambah Achmad.

Ia mengatakan, operasi pencarian korban bencana tanah longsor di belahan timur salah satu pulau terluar di Indonesia ini terkendala cuaca yang berubah-ubah.

Selain itu, material tanah yang berlumpur, bahkan hingga kedalaman empat meter menjadi kendala utama dalam proses pencarian korban bencana tanah longsor.

"Kami minta Tim SAR gabungan utamakan keselamatan, sebab di Pulau Serasan rawan longsor akibat cuaca ekstrem," tutur Achmad.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Korban tewas akibat tanah longsor Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kini mencapai 46 orang.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, 46 orang tersebut terdiri atas 24 laki-laki dan 22 perempuan. Menurut data BPNB, masih ada sembilan orang korban tanah longsor yang belum ditemukan.

Abdul mengatakan, upaya pencarian, pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta tambahan personel dari TNI dan Polri.

"Cuaca yang berangsur membaik juga menjadi faktor pendukung operasi pencarian, pertolongan, dan evakuasi," katanya, Senin (13/3/2023), dikutip dari Antara.

Menurut data Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan masih ada 2.240 warga terdampak tanah longsor yang mengungsi.

Pemerintah akan Relokasi 100 Rumah Terdampak Longsor di Natuna

Longsor Natuna
Hujan deras ditambah medan yang sulit menghambat evakuasi korban longsor di Serasan, Natuna, Kepri. (Liputan6.com/ BPBD Natuna)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, total ada 30 rumah warga yang terdampak langsung bencana tanah longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Namun, kata dia, pemerintah akan merelokasi 100 rumah yang masuk ke dalam zona merah bencana longsor Natuna. Hal ini disampaikan Muhadjir saat meninjau lokasi bencana tanah longsong di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Jumat 10 Maret 2023.

Muhadjir meninjau lokasi terdampak longsor Natuna dengan didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita.

"Untuk tahap berikutnya, Bapak Menteri PUPR sudah memutuskan akan ada program relokasi. Walaupun yang terkena langsung hanya 30 rumah, tetapi karena itu termasuk zona merah, maka untuk sementara akan disediakan relokasi sekitar 100 rumah," kata Muhadjir dikutip dari siaran persnya, Sabtu (11/3/2023).

Dua desa yang terdampak bencana d iantaranya adalah Desa Pangkalan dan Desa Jemajik yang berada di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. Daerah yang terdampak paling parah adalah Desa Pangkalan Dusun Genting.

Muhadjir menyampaikan bahwa hingga kini jumlah pengungsi bencana tanah longsor Natuna mencapai 1.216 orang. Dia memastikan pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

"Untuk tahap tanggap bencana masih terus dilaksanakan oleh Bapak Kepala BNPB yaitu memberikan pelayanan semaksimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan dasar, rasa nyaman, rasa aman kepada para pengungsi," kata Muhadjir Effendy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya