Komisi VI DPR: Pembangunan Jalan Tol Percepat Pemerataan dan Pertumbuhan Sentra Ekonomi Baru

Salah satu fokus pemerintah Indonesia saat ini adalah mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah serta meningkatkan pemerataan ekonomi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Apr 2023, 19:01 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2023, 15:34 WIB
Rekayasa Lalu Lintas Off Ramp Jatiwaringin Tol Becakayu
Pandangan udara Off Ramp Jatiwaringin Tol Becakayu yang mulai beroperasi, Selasa (25/10/2022) (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu fokus pemerintah Indonesia saat ini adalah mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah serta meningkatkan pemerataan ekonomi. Salah satunya dengan terus mempercepat pembangunan jalan tol. Pembangunan jalan tol memang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru.

Salah satu instansi yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol ini adalah BUMN. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, BUMN memiliki kemampuan strategis untuk mendukung perwujudan agenda pembangunan negara. Termasuk PT Waskita Toll Road (WTR) yang bergerak di bidang investasi dan pembangunan jalan tol.

"Waskita Toll Road berperan dengan baik untuk mendukung salah satu fokus kebijakan pemerintah, yaitu mempercepat penyelesaian pembangunan jalan tol. Tentunya dengan mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung, dalam kegiatan sosialiasi bertema "Membangun Indonesia dengan Aman dan Ramah Lingkungan", di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (1/4/2023).

Peran penting WTR ditunjukkan dengan mengambil alih dan melanjutkan pembangunan proyek ruas tol yang belum berjalan.

"Dengan membangun ruas-ruas tol baru dan mengambil alih proyek ruas tol yang belum berjalan, WTR berhasil mendorong pertumbuhan arus distribusi logistik maupun masyarakat yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di mana ruas-ruas tol tersebut berada," kata Martin.

Martin menjelaskan bahwa WTR adalah anak usaha BUMN yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang bergerak di bidang investasi jalan tol. WTR didirikan pada 19 Juni 2014. Pada tahun 2018, WTR berhasil meraih prestasi dengan kepemilikan 18 ruas tol dengan total panjang hingga 1.019 Km.

Sebagai catatan, dalam lingkup bisnisnya, WTR fokus melakukan asset recycling pada ruas-ruas tol tersebut kepada investor strategis. Saat ini, WTR memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 Km yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.

Latar Belakang WTR

Sebagai informasi, WTR berfokus melakukan asset recycling pada ruas-ruas tol tersebut kepada investor strategis. Saat ini, WTR memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 Km yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.

WTR memiliki kepemilikan saham mayoritas di 6 ruas jalan tol. Yaitu: Jalan Tol Pemalang–Batang (39,20 Km), Jalan Tol Pasuruan–Probolinggo (43,75 Km), Jalan Tol Ciawi–Sukabumi (54 Km), Jalan Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (16,78 Km), Jalan Tol Krian–Legundi–Bunder–Manyar (38,29 Km), dan Jalan Tol Kayuagung–Palembang–Betung (111,69 Km).

Selain itu, WTR juga memiliki saham minoritas di 4 ruas jalan tol. Yaitu: Jalan Tol Cimanggis–Cibitung (26,18 Km), Jalan Tol Depok–Antasari (27,95 Km), Jalan Tol Cileunyi-Sumedang–Dawuan (60,10 Km), dan Jalan Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat (143,25 Km).

Infografis Skincare Lokal
Infografis Skincare Lokal. (Liputan6.com/Triyasni)  
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya