Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) terus menggenjot berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan hingga saat ini masih banyak desa-desa di Indonesia berkategori tertinggal akibat akses yang sulit untuk dijangkau melalui darat.
"Ternyata di sana banyak sekali yang butuh perhatian dan memang harus di sektor macem-macem bentuknya," kata Risma di Kampus IPB University, Dramaga, Bogor, Rabu (17/5/2023).
Baca Juga
Sebab itu, pihaknya mengandeng IPB untuk melakukan pendampingan melalui program pemanfaatan sumber daya agar masyarakat desa yang tinggal di daerah terluar, terpencil dan terdepan bisa mandiri serta menikmati hidup yang layak.
Advertisement
"Mereka tidak akan keluar dari kemiskinan kalau hanya bergantung pada bantuan sosial," ujar Risma.
Menurutnya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terpencil maka income mereka harus ditingkatkan. Kemudian mengurangi biaya pengeluarannya.
"Karena itu, kami coba supaya sumber daya yang ada bisa mereka manfaatkan untuk menambah pendapatan sehingga keluar dari kemiskinan. Kita lakukan pelatihan, pendampingan mengajarkan mereka bagaimana mengelola pertanian tepat guna dengan hasil inovasi dari IPB," kata Risma.
Risma mencontohkan, di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua merupakan daerah yang tidak pernah bercocok tanam padi dan jagung. Dengan metode dan inovasi dari peneliti IPB akhirnya masyarakat di daerah terpencil ini bisa bercocok tanam komoditas tersebut.
"Teknologi dan inovasi IPB ini sangat membantu kami di lapangan untuk mengentaskan kemiskinan. Padi dan jagung di Sarmi. Sekarang sudah panen," ujar Mensos Risma.
Gandeng IPB, Kemensos Beri Pelatihan kepada Petani di Papua
Tak hanya itu, Kemensos bersama IPB juga membuat kompor untuk masyarakat di pedalaman hutan Aceh Timur dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Dengan begitu, masyarakat di sana saat ini sudah bisa meningkatkan daya ekonominya.
"Masuk ke daerah itu kalau pakai mobil bisa 3 jam sehingga tidak ada angkutan gas elpiji subsidi masuk kesana. Akhirnya oleh IPB dibuatkan kompor berbahan bakar dari limbah kelapa sawit," terangnya.
Ia menambahkan, Kemensos juga saat ini akan kembali menggandeng IPB untuk memberikan pelatihan pengemasan buah terhadap para petani di Papua yang sudah mendapat bantuan program tersebut.
"Sekarang ini kami lagi minta bantuan untuk melatih membuat pengemasan supa buahnya bisa dijual keluar dari Papua. Karena saya yakin buah yang dihasilkan di Papua buah terenak di dunia. Cuma yang jadi PR kita bagaimana mengeluarkan buah itu dari Papua," ucap Risma.
Advertisement
Cara Berdayakan Masyarakat di Daerah Terpencil dan Terluar
Rektor IPB Prof Arif Satria menuturkan pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil, terluar dan terdalam melibatkan para dosen, mahasiswa, alumni, juga kampus-kampus lokal di daerah terdekat.
"Jadi kami bersama-sama Kemensos mensupport dalam berbagai program kemiskinan dan ke depan kami akan melibatkan perguruan-perguruan tinggi lokal," paparnya.
Perguruan IPB, lanjut Satria, telah berperan di 4.200 desa di Indonesia atau 5,7 persen desa di Indonesia sudah di sentuh oleh IPB.
"Semoga dengan Kemensos, IPB lebih bisa menyentuh desa-desa yang tertinggal dengan ilmu dan inovasi dari IPB," tambah Arif.