Sejalan dengan Jokowi, Ganjar Pranowo Sebut Ekonomi Sirkular Bisa Selesaikan Masalah Masyarakat

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berupaya mewujudkan ekonomi sirkular di wilayahya. Hal itu sejalan dengan salah satu misi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mendorong transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau atau sering disebut dengan ekonomi sirkular.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 15 Jun 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 21:00 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo (kanan), menanam bibit pohon di lahan gersang Bukit Serut Singonegoro, Jiken, Blora, Jateng (Istimewa)
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo (kanan), menanam bibit pohon di lahan gersang Bukit Serut Singonegoro, Jiken, Blora, Jateng (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berupaya mewujudkan ekonomi sirkular di wilayahya. Hal itu sejalan dengan salah satu misi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mendorong transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau atau sering disebut dengan ekonomi sirkular.

Transformasi menuju ekonomi sirkular penting bagi Indonesia karena akan membawa dampak positif bagi lingkungan serta pertumbuhan berbagai sektor pembangunan.

Ganjar menuturkan ekonomi sirkular dapat menyelesaikan beberapa persoalan di masyarakat, khususnya terkait ramah lingkungan.

“Kalau kemudian masyarakat punya problem di tempatnya masing-masing dan mereka ingin menyelesaikan, ternyata berdasarkan sumber atau resources yang ada di situ, mereka mampu untuk mengolah kembali, dan ternyata praktik-praktik baik itu ada. Kita mencoba mendampingi,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).

Ganjar berhasil mengubah paradigma sistem ekonomi, yang sebelumnya menggunakan model linear menjadi sirkular. Konsep linear masih menerapkan pendekatan ambil, pakai, dan buang. Sedangkan ekonomi sirkular merupakan model yang memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada.

Adapun potensi sumber daya yang kerap dieksekusi Ganjar adalah, panas matahari, gas rawa, geothermal, serta angin dan air. Dari sumber itu, Ganjar mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT), dalam bentuk gheotermal, PLTS, hingga saluran gas pengganti LPG 3 Kg.

Berdasarkan data, jumlah Desa Mandiri Energi (DME) di Jateng saat ini telah berjumlah 2.353 DME. Seluruh DME itu, terdiri dari 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang, dan 26 DME mapan.

Selain itu, Ganjar  Pranowo sukses mencatat keberhasilan mengatasi sampah.

Jateng merupakan provinsi dengan pengurangan sampah terbesar di Indonesia, dengan volume pengurangan mencapai 1.232.731 ton, dan tingkat keterlolaan sampah mencapai 63,19 persen.

"Pengurangan sampah di Jateng lebih tinggi ketimbang DKI Jakarta yang hanya 812.165 ton, dan Jatim sebanyak 391.740 ton," kata dia.

 

Ganjar Merancang Green Economy

Implementasi ekonomi sirkular itu tak lepas dari perencanaan green economy yang dirancang Ganjar. Green economy diwujudkan dengan pembangunan rendah karbon, dan pembangunan berketahanan iklim.

Bahkan, Pemprov Jateng sukses menerima penghargaan perencanaan pembangunan daerah terbaik dari Bappenas sebanyak tiga kali, tahun 2019, 2020, dan 2023. Jateng juga diakui sebagai provinsi yang memulai sirkular ekonomi.

Kepala Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Eko Purwanto menyampaikan tempatnya menjadi salah satu desa yang mendapat bantuan instalasi gas rawa atau Biogenic Shallow Gas (BSG). Berkat itu, warganya kini dapat memanfaatkan gas tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

Sekarang, sekitar 100 kepala keluarga dari tiga wilayah RT di desa tersebut menggunakan gas sebagai pengganti elpiji.

"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan instalasi ini, warga menerima manfaat, salah satunya untuk memasak. Harapan ke depan, semua warga desa bisa menggunakan gas rawa di rumah,” kata Eko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya