Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah pesan dan amanat saat pidato di acara puncak Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada Sabtu 24 Juni 2023.
Salah satunya, Megawati mengingatkan agar masyarakat tak memilih presiden hanya dari tampangnya saja. Megawati pun menceritakan saat dirinya maju mencalonkan diri jadi presiden ada ibu-ibu yang memilih presiden hanya karena calonnya ganteng.
Baca Juga
"Ada dulu waktu ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini 'aduh ibu, sebenarnya saya mau pilih ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng'. Aduh pusing kepala saya, tapi ya sudah pilihannya sendiri, Jadi ibu ini biarpun udah cantik kayak gini ga diakui, salah besar," kata Megawati, Sabtu 24 Juni 2023.
Advertisement
Diketahui, pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2009 lalu, Megawati mencalonkan diri sebagai calon presiden didampingi Prabowo Subianto, sementara lawannya adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang didampingi oleh Boediono.
Selain itu, Megawati meminta seluruh kader partainya untuk turun ke bawah menyentuh seluruh lapisan masyarakat atau akar rumput untuk memenangkan PDIP dan bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Bahkan Megawati meminta kadernya mundur jika tidak mau menjalankan perintahnya memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Kamu mau dengar dan jalankan instruksi saya apa tidak? Dijalankan apa tidak?" ujar Megawati.
Berikut sederet pesan dan amanat Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat pidato di acara puncak Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada Sabtu 24 Juni 2023 dihimpun Liputan6.com:
1. Sapa Ketum Partai, Singgung Tiga Parpol Masih Pikir-Pikir Dukung Capres Ganjar Pranowo
Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri menyapa sejumlah Ketum partai yang hadir dalam acara perayaan Puncak Bulan Bung Karno 2023.
Megawati pun sempat berseloroh pada pihak yang masih pikir-pikir bergabung dengan PDIP mendukung bakal calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo.
"Jadi tadi saya katakan di belakang saya ini ada beberapa partai yang sudah pasti (bergabung) itu ada tiga, dari PPP, ayo Pak Mardiono berdiri, beliau nomor satu ‘Bu saya sama-sama boleh enggak Bu?’, boleh Pak," tutur Megawati di acara Puncak Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu 24 Juni 2023.
Kemudian, Megawati menyebut dua partai lainnya yang menyusul mengambil langkah seperti PPP, yaitu Partai Hanura dan Perindo.
"Ada lagi ini abang saya ini ndesek-ndesek saya dari Partai Hanura, yaitu Pak OSO, dia suka marah-marah, ‘Kenapa kamu nggak pernah ajak Abang ya?’, ayok sini lah kalau mau ikut gitu. Yang ketiga, itu orangnya nggak ada, salam dari Pak Hary Tanoe, dari Perindo," ucap dia.
Sementara tiga partai lain yang diundang dalam acara puncak perayaan Bulan Bung Karno 2023 adalah Golkar, PKB, dan PAN.
Namun, kata Megawati, ketiganya masih pikir-pikir, padahal mudah saja ikut bergabung mendukung bakal capres PDIP Ganjar Pranowo pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
"Kalo di sini ada tiga (Golkar, PAN, PKB) itu yang saya bilang, ya katakan lagi, aahh mikar-mikir dulu dah. Tuh bapak-bapak kan diketawain. Lho bener kan. Tapi ya saya bilang ndak papa mau ikut boleh, endak ikut ya ndak papa, betul ndak? Merdeka!," terang dia.
Advertisement
2. Sempat Singgung Marhaen Itu Petani, Bukan Komunis
Megawati mengulas sosok Marhaen yang merupakan seorang petani dari Jawa Barat, dalam acara puncak peringatan Bulan Bung Karno 2023. Dia menceritakan kedekatan ayahnya yakni Soekarno dengan seorang petani bernama Marhaen.
Megawati memanggil Marhaen dengan panggilan 'Pak Marhaen' saat menyampaikan pidato politiknya.
"Ketika Bung Karno sedang kuliah di Bandung, beliau bertemu dengan Pak Marhaen. Beliau (Bung Karno) bertanya begini, 'Bapak seorang petani, tanah ini punya siapa, punya abdi (saya). Kalau tanaman padi ini punya siapa, punya abdi. Alat- alat cangkulnya dan sebagainya punya siapa, punya abdi. Kalau sudah dipanen, dijual, uangnya untuk siapa. Uangnya untuk abdi," tutur Megawati.
Menurut Megawati, percakapan tersebut pun direnungi, bahwa Pak Marhaen telah memiliki semuanya, seperti lahan dan alat produksi. Namun begitu, hidupnya tetap sederhana dan ala kadarnya.
"Maka Bung Karno merasa bahwa perjuangan ini harus seperti apa yang dimiliki Pak Marhaen," jelas dia.
Hasil dari cara berpikir tersebut, melihat bagaimana kehidupan seorang Marhaen, membuat Bung Karno akhirnya melahirkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945.
"Pada waktu yang lalu pun, Pancasila itu sepertinya diredupkan, diplesetkan. Makanya, harus semua yang namanya anggota PDI Perjuangan belajar lahirnya Pancasila," katanya.
Megawati mengaku sempat khawatir dengan konsep pemikiran dan ideologi Marhaen, yang oleh segelintir orang kerap dikaitkan dengan ide dari paham komunis. Dia lantas meminta semua pihak yang terpengaruh pandangan tersebut untuk kembali belajar sejarah.
"Sering kali orang memplesetkan katanya kalau Marhaen itu adalah komunis. Padahal saya sebut Bapak Marhaen," ujarnya.
"Jadi saya sudah pernah loh ada yang ndak percaya itu ada makamnya. Di daerah Bandung. Jadi jangan dikatakan kalau saya bilang Marhaen, lalu (dituduh Marhaen itu) komunis," ucap Megawati.
3. Ingatkan Jangan Pilih Pemimpin Hanya Dari Tampangnya
Lalu, Megawati mengatakan jangan memilih pemimpin hanya dengan melihat tampangnya.
"Kalau mau milih pemimpin jangan hanya lihat tampangnya," tutur dia.
Megawati mengulas momen lucu, bahwa ada seorang ibu yang menyampaikan padanya ingin memilihnya kembali sebagai presiden. Namun terpikir lebih mendahulukan mencoblos yang berparas tampan.
"Ada dulu ya, kalau, kan waktu ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini, ‘Aduh ibu maaf, sebetulnya saya mau milih ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng’, pusing kepala saya. Ya tapi sudah, maunya sendiri. Jadi, ibu ini biar sudah cantik kayak gini, aih enggak diakui, salah besar," cerita Megawati.
Seloroh Megawati itu disambut tawa oleh seluruh kader dan simpatisan yang hadir dalam acara puncak peringatan Bulan Bung Karno 2023.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan agar masyarakat pandai melihat rekam jejak sosok yang akan dipilih menjadi pemimpin. Baik berpengalaman di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, apalagi pernah menjadi pemimpin yang visioner, arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi baik, serta mengakar ke akar rumput.
"Saya ingatkan, saya ingatkan, saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya. Hati-hati loh, karena itulah gunakan hak pilih mu dengan sebaik-baiknya," papar Megawati.
Advertisement
4. Ingatkan Untuk Pilih Pemimpin Lihat Lahir Batin
Megawati Soekarnoputri pun mengajak seluruh masyarakat untuk dapat memilih pemimpin dengan melihat lahir dan batin secara keseluruhan. Menurut dia, pemimpin pun harus dilihat kelengkapan kriterianya, jangan sampai terlena dengan tampilan fisik.
"Kalau pemimpin itu sebenarnya mesti dilihat lahir batin, jangan fisik saja," terang Megawati.
Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan, mencari seorang pemimpin haruslah yang sudah berpengalaman. Tidak ketinggalan yang terpenting, kedekatannya dengan seluruh lapisan masyarakat hingga ke akar rumput.
"Diperlukan pemimpin yang berpengalaman, baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Kepemimpinan yang visioner, arif, bijaksana dan memiliki rekam jejak prestasi yang baik, serta mengakar. Ini yang paling penting, mengakar kepada akar rumput," ucap dia.
5. Dorong Kader PDIP Turun ke Rakyat
Megawati lalu meminta seluruh kader partainya untuk turun ke bawah menyentuh seluruh lapisan masyarakat atau akar rumput untuk memenangkan PDIP dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Dia pun mengingatkan kembali pernyataan Presiden Pertama RI Soekarno, bahwa ‘tuhan bersemayam di gubuknya si miskin’.
Dalam pidato politiknya, Presiden RI Kelima itu mengingatkan, di tengah-tengah akar rumput tersimpan energi yang tidak pernah padam.
"Rakyat itu akar rumput, kenapa? Karena lapangan ini (bayangkan saja) ada rumputnya, ditutupi, tapi nanti kalau dibuka, bisa cepat bertumbuh kembali. Jadi rakyat itu adalah Akar Rumput, itu tidak pernah bisa dipunahkan saudara-saudara ingat itu," ucap Megawati.
Megawati menyebut, keberpihakan harus selalu ada untuk akar rumput. “Karena apa kata Bung Karno, di dalam gubuknya rakyat miskin itulah energi perjuangan kepartaian berasal dan Tuhan bersemayam di gubuknya rakyat-rakyat miskin,” jelasnya.
Lebih lanjut, Megawati menegaskan bahwa watak politik yang berpihak pada akar rumput seperti itulah yang dipahami PDIP.
"Sehingga melalui Rakernas ketiga pada tanggal 6 Juni yang lalu PDI perjuangan mengangkat kembali perintah konstitusi. bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara," katanya.
"Itu nanti yang akan menjadi pegangan kita untuk supaya kita bisa menang kembali kalian siap apa tidak?," tanya Megawati.
"Siap, siap," teriak seluruh kader yang hadir di acara puncak peringatan Bulan Bung Karno 2023.
Advertisement
6. Tegaskan Kader Tak Patuh Menangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Pilih Mundur atau Dipecat
Terakhir, Megawati Soekarnoputri meminta kadernya mundur jika tidak mau menjalankan perintahnya memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Kamu mau dengar dan jalankan instruksi saya apa tidak? Dijalankan apa tidak?" ujar Megawati.
Megawati telah menunjuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk jadi capres. Untuk itu, keputusannya merupakan keputusan partai.
Mendengar itu, puluhan ribu kader dan simpatisan PDIP yang hadir di Stadion Utama GBK serentak berjanji akan menjalankan instruksi-nya untuk memenangkan Ganjar pada Pilpres 2024.
Megawati mengatakan, dia tahu siapa saja kader-nya yang bekerja untuk memenangkan Ganjar. Ia juga memberikan dua pilihan bagi kader yang tidak mau menjalankan perintahnya, yakni mundur atau dipecat jadi kader PDIP.
"Ini janji loh. Siapa nanti yang tidak turun, ibu tahu, ibu tahu, sangat tahu. Jadi orang yang seperti itu hanya ada dua (pilihan), mundur sukarela atau nanti ada aturannya, pasti sudah tahu," jelas Megawati.
Megawati meyakini kerja-kerja partai akan memberi berkah untuk bangsa dan negara. Oleh sebab itu, Megawati mengajak kader-nya untuk bergotong royong jelang Pemilu 2024.
"Komitmen partai dengan tagline ini tidak dapat dibantah oleh siapa pun, karena di dalamnya mengandung kebenaran ideologi, keberpihakan dan visi seluruh anak bangsa," tegas Megawati..