Megawati Ceritakan Hubungan Indonesia-Uzbekistan Terjalin dari Makam Imam Bukhari

Megawati menekankan pentingnya sejarah sebagai fondasi peradaban dan mengutip pesan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno soal JASMERAH pada 17 Agustus 1966.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 16 Apr 2025, 07:41 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2025, 07:41 WIB
Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta.
Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta. (Dok. Tim Media PDIP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025) malam.

Diketahui, pementasan ini hasil kolaborasi seniman Indonesia-Uzbekistan untuk memperingati hubungan historis dan spiritual antara kedua bangsa.

Dalam pidatonya, Megawati menekankan pentingnya sejarah sebagai fondasi peradaban dan mengutip pesan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno soal JASMERAH pada 17 Agustus 1966. Dia meyakini, bangsa dan negara bakal hancur ketika melupakan akar sejarah yang pernah dilalui.

"Sebab, jika suatu bangsa telah lupa akan sejarahnya di masa lampau, maka suatu saat bangsa tersebut akan tergelincir dan jatuh," ujar Megawati dalam sambutannya, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (16/4/2025).

Megawati kemudian menceritakan hubungan antara Indonesia-Uzbekistan yang terjalin hangat setelah upaya diplomasi Bung Karno. Dia mengatakan, saat Bung Karno berkunjung ke Uni Soviet pada 1956, sang proklamator bersikeras meminta presiden Soviet kala itu Nikita Kurchev menemukan makam Imam Bukhari.

Bung Karno menyatakan niatnya untuk berziarah ke makam Imam Bukhari, ulama besar perawi hadis Nabi Muhammad SAW.

"Awalnya banyak yang menentang, bahkan lokasi makam nyaris terlupakan. Namun, Bung Karno dengan tegas berkata, Kalaupun harus naik kereta api sendiri, saya akan tetap pergi," kata putri Bung Karno itu.

Langkah Bung Karno itu kemudian berdampak besar. Pemerintah Uni Soviet akhirnya merespons permintaan tersebut. Makam Imam Al-Bukhari pun ditemukan pemerintahan Soviet dan mereka memugar tempat tersebut.

Kini, kompleks makam di desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan, menjadi destinasi wisata religi yang dikunjungi umat Islam dari seluruh dunia.

"Dari langkah kecil itu, lahirlah perubahan besar. Pemerintah Soviet mulai membuka kembali pintu bagi warisan Islam di Asia Tengah," ujar Megawati.

 

Simbol Pengetahuan

Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta.
Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Gedung Kesenian Jakarta. (Dok. Tim Media PDIP)... Selengkapnya

Imam Bukhari pun kembali hadir dalam kesadaran umat, bukan hanya sebagai tokoh agama, tetapi sebagai simbol pengetahuan, moralitas, dan kebesaran peradaban Islam.

Sebagai informasi, pertunjukan teater ini disutradarai oleh Ahmad Fauzi (Indonesia) dan Valikhon Umarov (Uzbekistan) yang menjadi simbol persahabatan kedua bangsa.

Megawati menyebut Uzbekistan sebagai bagian dari sejarah spiritual Indonesia dan mengutip peribahasa negara di Asia Tengah itu.

Megawati berharap kolaborasi seni seperti ini dapat mempererat hubungan bilateral dan menginspirasi generasi muda untuk menghargai sejarah serta nilai-nilai luhur peradaban.

"Jika hati kita dekat, jarak bukanlah penghalang," Megawati menandasi.

 

Dihadiri Tokoh Penting

Sebagai informasi, acara pertunjukan seni tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Menteri Kebudayaan Dr. Fadli Zon, Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia Oybek Eshonov, Gubernur Jakarta Pramono Anung, dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno. Hadir pula putra Megawati, M. Prananda Prabowo (Ketua DPP PDIP), dan Ketua DPR RI Puan Maharani.  

Tampak juga jajaran elite PDIP seperti Ganjar Pranowo, Deddy Sitorus, Djarot Saiful Hidayat, Bintang Puspayoga, dan Ronny Talapessy. Tak ketinggalan, adik kandung Megawati, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra, serta budayawan ternama Butet Kartaredjasa dan Ketua BPIP Yudian Wahyudi turut memeriahkan acara.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya