Liputan6.com, Jakarta Gempa Aceh magnitudo 5,2 yang terjadi pada Senin (10/7/2023) pukul 08.19.04 WIB terjadi lantaran adanya aktivitas subduksi lempeng. Gempa yang terjadi di Pantai Meulaboh ini merupakan gempa bumi dangkal.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa bumi yang memiliki mekanisme pergerakan geser turun itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca Juga
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng," kata Daryono seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Â
BMKG semula menyampaikan gempa bumi yang terjadi pukul 08.19 WIB itu memiliki magnitudo 5,2, tetapi kemudian memperbaruinya menjadi 5,0. Episenter gempa bumi itu berada di laut pada kedalaman 57 km di koordinat 3,84 Lintang Utara dan 95,85 Bujur Timur, sekira 45 km arah barat daya Kota Meulaboh.
Daryono menyampaikan bahwa gempa bumi tersebut dirasakan di Kota Banda Aceh dan Aceh Tengah pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Belum Ada Gempa Susulan
Hasil pemantauan BMKG menunjukkan hingga pukul 08.35 WIB tidak ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,0 yang terjadi pukul 08.19 WIB di barat daya Meulaboh.
Daryono mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Advertisement