Atap Rusun Marunda Roboh, Warga Direlokasi ke Rusun Nagrak

Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Rabu 30 Agustus 2023, pukul 21.10 WIB.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 05 Sep 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2023, 07:15 WIB
Rusunawa Marunda Tercemar Polusi Debu Batu Bara
Warga saat menyapu debu batu bara yang mengotori depan rumahnya di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Menurut warga rusun, pencemaran debu batu bara sudah berlangsung sejak 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Atap beton di Rusun Marunda Blok C5, Jakarta Utara roboh karena bangunan yang sudah tidak layak. Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Rabu 30 Agustus 2023, pukul 21.10 WIB.

"Dak beton pada blok C5 mengalami rubuh. Lokasi sekitar hall belakang. Jumlah korban jiwa tidak ada," kata Retno ketika dikonfirmasi, Senin 4 September 2023.

Pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi agar warga pindah ke Rusun Nagrak. Total sebanyak 451 KK direlokasi ke rusun tersebut.

"Sekarang warga sudah mulai mengangkut barangnya secara bertahap," tambah Retno.

Adapun pemilihan Rusun Nagrak, kata Retno, karena lokasinya yang dekat dengan Rusun Marunda.

"Rusun Nagrak lokasi terdekat dengan Rusun Marunda. Rusun Nagrak bisa nampung semua warga, mereka enggak mau dipisah. Per RT satu bangunan," jelas Retno.

Secara terpisah, Kepala Unit Pelayanan Rumah Susun (UPRS) II Dinas PRKP DKI Jakarta Uye Yayat Dimyati mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialiasi sejak Maret 2022 agar warga segera pindah.

Sebab, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa kluster C Rusunawa Nagrak sudah tak layak huni.

"Sebetulnya sosialisasi untuk relokasi itu sudah dilaksanakan pada bulan Maret 2022. Tertunda karena adanya lonjakan kasus Covid-19 saat itu dan Rusun Nagrak sebagai tempat relokasi digunakan untuk isolasi Covid," jelas Uye.

"Relokasi dilakukan karena bangunan akan direvitalisasi mengingat sesuai hasil rekomendasi dari BRIN, cluster C sudah tidak layak huni," sambungnya.

 

Relokasi Sudah Lama Diminta

Uye pun mengklaim bahwa relokasi ini tak ada hubungannya dengan atap roboh.

Namun, dengan peristiwa ini, pihaknya bisa lebih tegas meminta warga untuk relokasi dengan alasan keselamatan jiwa.

"Mengingat beberapa lokasi bangunan sudah sangat membahayakan, maka relokasi disegerakan pada bulan September ini. Rencana September ini semua warga sudah kita relokasi," ucap Uye.

 

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya