Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo bertandang ke Universitas Indonesia untuk menghadiri undangan kuliah kebangsaan. Salah satu mahasiswa kemudian menanyakan soal apakah Ganjar seorang petugas partai atau justru sebaliknya yaitu pelayan rakyat. Ganjar menjawab, selama 10 tahun jadi gubernur dirinya hanya melayani rakyat, bukan mengedepankan kepentingan partai.
“Kalau anda riset tentang saya, apa yang saya lakukan apakah saya hanya berpihak pada partai saya, mungkin nyaris anda tidak menemukan,” tegas Ganjar kepada mahasiswa Ilmu Politik Fisip UI bernama Naufal tersebut, Senin (18/9/2023).
Baca Juga
Menanggapi hal ini, Pengamat politik Saidiman Ahmad menyatakan, Ganjar sudah memberi jawaban tepat. Menurut dia, selama sepuluh tahun jadi gubernur di Jawa Tengah, Ganjar dinilai independen.
Advertisement
“Ganjar cukup independen. Tidak terlihat dia jadi 'boneka' siapa pun. Bahkan sebelumnya, partainya sendiri terlihat agak kritis pada Ganjar,” tulis Saidiman dalam keterangan diterima, Selasa (19/0/2023).
Sebagai seorang peneliti di Saiful Mujani Research Center (SMRC), Saidiman pun merunut jejak perjalanan Ganjar. Sebagai gubernur, Ganjar acap kali terlibat perang statemen dengan pimpinan DPD PDIP Jateng maupun ketua DPRD Jateng dari PDIP.
Kala itu, oleh Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto, Ganjar sempat disindir “kemajon” dan “keminter”. Ungkapan tersebut disampaikan sebab Ganjar dinilai melangkahi ketentuan partai karena bergerak sendiri.
Saidiman menjelaskan, petugas partai bukanlah sebutan bagi mereka para kader yang bisa disuruh-suruh oleh partai. Namun, petugas partai adalah istilah dari PDI Perjuangan untuk menyebut kader-kadernya yang menduduki jabatan publik.
“Joko Widodo (Jokowi) juga adalah petugas partai dan Jokowi tidak terlihat dikendalikan oleh Megawati,” yakin Saidiman.
Maksud Kata Petugas Partai
Menurut Saidiman, penggunaan istilah petugas partai lebih sebagai cara PDIP untuk mengingatkan kadernya agar tidak melupakan garis ideologi partai ketika menjabat.
“Istilah petugas partai digunakan agar para kader itu tidak keluar dari benteng ideologis partai ketika menjalankan pemerintahan,” dia menandasi.
Advertisement