Antisipasi Caleg Stres karena Kalah Pemilu, Menkes Ungkap Kesiapan RS Jiwa

Budi Gunadi Sadikin menyebut kesiapan fasilitas rumah sakit untuk antisipasi caleg stres masih dalam pembahasan.

oleh Nila Chrisna YulikaLizsa Egeham diperbarui 30 Nov 2023, 13:38 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 11:10 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyaksikan MoU RS Dharmais dengan Universitas Texas, MD Anderson Cancer Center di RS Dharmais Jakarta pada 3 Februari 2023. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya baru mulai akan mengantisipasi lonjakan kasus gangguan jiwa yang kemungkinan dialami calon legislatif (caleg) yang kalah dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024 alias caleg stres.

Dia menyebut kesiapan fasilitas rumah sakit untuk antisipasi caleg yang alami gangguan jiwa masih dalam pembahasan.

"Belum, belum. Ini baru mau mulai," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 29 November 2023.

Dia menjelaskan bahwa ada beragam penyakit gangguan jiwa atau mental disorder yang dialami masyarakat. Budi menuturkan biasanya seseorang mengalami gangguan jiwa secara bertahap, dimulau dari anxiety atau kecemasan hingga depresi.

"Biasanya kan penyakit jiwa itu kan macem-macem atau mental disorder. Mulanya anxiety, cemas. Anxiety tuh kayak sekarang tuh mau pemilihan kan cemas. Baru setelah itu ada depression disorder, tapi biasanya itu kan udah pemilu, udah tahu kalah baru tahu depresi," ucapnya menjelaskan.

Kendati begitu, Budi menilai saat ini tidak ada caleg yang cemas menyambut Pemilu 2024. Sehingga, Kementerian Kesehatan belum menyiapkan tenaga kesehatan untuk menghadapi lonjakan kasus gangguan jiwa.

"Belum ah. Calegnya seneng-senang aja," ucap Budi.

Caleg Stres Disiapkan Fast Track untuk Berobat ke Dokter Jiwa di RSUD Kota Tangerang

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang menyiapkan alur atau skema khusus untuk berobat atau konsutasi ke dokter kejiwaan bagi para calon anggota legislatif (Caleg) yang stres lantaran gagal dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, drg Fika mengungkapkan, pihaknya memang tidak menyediakan poli atau klinik kejiwaan khusus untuk pasien caleg stres lantaran persoalan Pemilu 2024.

“Namun, untuk pelayanan tetap sama. Kita bantu untuk fast track (jalur cepat) pendaftaran, konsultasi, dan proses pengambilan obatnya,” ujar Fika, Kamis (16/11/2023).

Alurnya adalah, untuk pasien gangguan kejiwaan jika memang memenuhi indikasi medis dan memiliki jaminan JKN atau BPJS Kesehatan, maka akan diminta rujukan ke askes pertama, untuk kemudian mendapat rujukan faskes ke RSUD Kota Tangerang. Selanjutnya pasien akan langsung dirujuk ke klinik jiwa untuk bertemu dokter spesialis kejiwaan.

“Berobat ke klinik jiwa, pemeriksaan dokter spesialis dan lakukan pengobatan. Kami ada dua dokter spesialis kejiwaan,” tutur Fika.

Lalu, jika diperlukan rawat inap, akan disesuaikan dengan kemampuan RSUD Kota Tangerang. Mulai dari tenaga medis hingga peralatan di rumah sakit.

“Bilamana diperlukan rujuk atau jika kita belum mampu tata laksana, nanti dirujuk ke RSJ Soeharto Herdjan,” katanya.

Selain Kota Tangerang, RSUD Kabupaten Tangerang juga menyediakan klinik dan dokter kejiwaan untuk caleg stres. Bahkan, manajemen rumah sakit bakal menyiapkan alur khusus bilamana pasien meningkat sewaktu-waktu.

RSUD di Purwakarta Juga Siap Tangani Caleg Stres

Selepas Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang, dipastikan bakal banyak Caleg yang mengalami depresi. Terutama, mereka yang sudah mati-matian bersosialisasi namun tidak terpilih menjadi wakil rakyat di Pemilu 2024.

Guna menanggulangi kondisi tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan menyiapkan ruang khusus kejiwaan untuk mereka yang mengalami depresi selepas Pemilu 2024 mendatang. Termasuk juga, menyiagakan dokter spesialis kejiwaan.

Plt Direktur RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, dr Tri Muhammad Hani menuturkan, memang jika berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya banyak di antara warga yang gagal 'Nyaleg' itu terganggu kondisi kejiwaannya.

"Sebagai antisipasi, kami akan siapkan ruang khusus kejiwaan dengan fasilitas 4-6 bed. Selain itu, kita juga akan menyiagakan dokter spesialis jiwa," ujar Hani, kepada Liputan6.com, Rabu (15/11/2023).

Memang, kata Hani, tak bisa dipungkiri selepas pesta demokrasi nanti dipastikan ada saja para Caleg yang mengalami depresi. Untuk itu, hal tersebut perlu diantisipasi. Apalagi, secara prosedurnya juga memang seperti itu. Hal mana, setiap rumah sakit apalagi RSUD harus menyiapkan fasilitas khusus tersebut.

2 Pola Pengobatan Caleg Stres

Hani juga mengatakan, depresi yang dialami para caleg ini tidak akan terlalu berlebihan. Tapi, kalau dari pengalaman pada pemilu sebelumnya di wilayahnya ini belum terdengar ada kejadian caleg yang mengalami gangguan mental berat pascapencoblosan.

Memang, menurut dia, kalau yang konsultasi dengan psikiater dipastikan ada. Karena itu sangat manusiawi, jika caleg yang kalah mengalami gangguan emosional. Terlebih lagi, bila dalam proses pencalegan itu, harta benda mereka habis.

"Biasanya, ini yang menjadi pemicu meningkatkan konsultasi dengan psikiater," katanya.

Hani menambahkan, untuk fasilitas tersebut akan mulai dipersiapkan pada Januari mendatang. Terkait pengobatannya, bisa dengan dua pola. Yakni, pola rawat jalan khusus untuk yang depresi kategori ringan. Serta pola rawat inap, bagi caleg yang menderita depresi akut.

Infografis Payung Hukum Eks Napi Koruptor Jadi Caleg Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Payung Hukum Eks Napi Koruptor Jadi Caleg Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya