Gempa Hari Ini Guncang Kota Kendari Senin Sore, 15 Januari 2024

Gempa bumi di Puuwatu, Kota Kendari bermagnitudo 2,6. Saat diguncang gempa, getarannya dirasakan dalam skala II MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kota Kendari.

oleh Maria Flora diperbarui 15 Jan 2024, 21:33 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 21:30 WIB
Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Berpotensi Jadi Pusat Gempa, Ini Alasannya
Ilustrasi gempa di Kecamatan Puuwati, Kota Kendari. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Indonesia, hari ini, Senin (15/1/2024). Hingga pukul 21.00, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hanya satu gempa yang terjadi, yakni di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gempa yang berpusat di wilayah Puuwatu Kendari ini berkekuatan magnitudo 2,6. Saat gempa terjadi, getarannya dirasakan dalam skala II MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kota Kendari.

II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Pusat gempa berada di darat 2,5 km barat daya Puuwati, Kota Kendari," jelas BMKG diinfo gempa hari ini, Senin yang dilansir dari laman resminya. 

Sementara, lokasi gempa dilaporkan BMKG terletak pada koordinat titik 3,98 Lintang Selatan (LS) dan 12,45 Bujur Timur (BT) dengan lindu berada dikedalaman 9 kilometer.

Ada pun gempa bumi di Kecamatan Puuwatu terjadi sore tadi, tepatnya pukul 16:07:08 WIB.

Apa Itu dan Tanggap Bencana Gempa Bumi

Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

Tanggap Bencana Gempa Bumi

Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi. Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

Pakar UGM Ungkap Fakta Pentingnya Mitigasi Bencana Gempa di Indonesia

Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa (Yves Moret/Unsplash).

Gempa bumi di Indonesia melalui data BMKG tercatat pola peningkatan sejak tahun 2013 dengan rata-rata 10.000 kali dalam setahun. Guru Besar Geologi UGM Wahyu Wilopo mengatakan kondisi ini karena posisi Indonesia di cincin api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia sehingga penting adanya mitigasi bencana.

"Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi," jelasnya dalam kelas wartawan, Jumat 12 Januari 2024.

Melihat data dari BMKG ini maka menurut Wahyu perlu upaya mitigasi bencana dengan penyusunan tata ruang berbasis informasi multi bahaya khususnya gempa bumi. Setidaknya ada empat prinsip pendekatan perencanaan di daerah rawan gempa bumi. 

Pertama, mengumpulkan informasi bahaya patahan aktif yang akurat. Kedua, merencanakan dalam menghindari bahaya zona patahan sebelum pengembangan dan pembagian ruang.

Ketiga, mengambil pendekatan berbasis risiko di wilayah yang sudah dikembangkan atau ditempati. Keempat, komunikasikan risiko di kawasan terbangun pada zona patahan.

"Untuk daerah yang telah dihuni perlu adanya penguatan gedung, peningkatan ketangguhan, dan kesiapsiagaan masyarakat," terangnya.

Terkait mitigasi bencana ini, Wahyu menyebutkan perlu adanya kerja sama erat antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, media massa. Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Antisipasi Gempa Bumi Sebelum Terjadi

Getaran Proyek Stasiun Batu Tulis Bogor Terasa Seperti Gempa
Akibat getaran alat berat dari pembangunan proyek penataan kawasan Stasiun Batu Tulis, puluhan bangunan rumah di Gang Dalam, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, retak-retak dan lantai ambles. (Foto:Liputan6/Achmad Sudarno)

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Terjadi Gempa

  • Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
  • Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
  • Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.
  • Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
  • Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
  • Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.
  • Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi.
  • Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
  • Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
  • Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air. 

Saat Terjadi Gempa

  • Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
  • Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
  • Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
  • Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
  • Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa

  • Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
  • Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.
  • Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
  • Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
  • Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
  • Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
  • Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa.
Infografis Journal Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia
Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya