Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran dan ledakan melanda Gudang Munisi Daerah (Gudmurad) TNI Kodam Jaya, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu 30 Maret 2024 malam hari. Gudang itu sendiri rupanya sudah dibangun cukup lama.
Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KASAD) Jendral Maruli Simanjuntak mengatakan, lahan Gudmurad sudah dibangun sejak tahun 80'an. Sementara setelahnya dibangun gudang penyimpanan munisi.
"(Gudang munisi) tahun 2000-an. Ini (kawasan Gudmurah) dari tahun 1987. Masih bagus, masih tahun 2000," kata Maruli kepada wartawan, Minggu (31/3/2024).
Advertisement
Seiring dengan berjalannya waktu, Maruli mengungkapkan kawasan Gudmurad mulai dibangun perumahan warga. Hingga akhirnya berdekatan langsung dengan pemukimam warga.
Namun menurut dia, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Gudmurad saja, tapi di beberapa komplek TNI lain juga terbangun fenomena serupa.
"Sebetulnya kan yg merapat itu kan perumahan. Kita dari jaman dulu sudah ada di sini, gitu. Itu sama lah, semua komplek-komplek militer tuh akhirnya jadi mendekat masyarakat," jelas dia.
Beruntung, dari insiden ledakan malam sore jelang kemarin, tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Hanya sejumlah proyektil munisi bertebaran ke pemukimam warga hingga merusak bagian atap dan sebagainya.
Atas hal itu juga, nantinya bakal ada evaluasi salah satunya dengan merlokasi laham Gudmurad.
"Ya ada kemungkinan semua adalah, pasti ada nanti jadi hasil evaluasi," ucap KASAD TNI itu.
"Secara keamanan kita sudah cukup bagus, nnti kita liat lagi, mungkin itu dri segi gangguan, atau risiko-risiko lain kita akan evaluasi," sambung dia sambil menutupnya.
Evaluasi SOP Penempatan Munisi
Sebelumnya Panglima TNI, Jendral TNI Agus Subiyanto, mengatakan bakal mengevaluasi Sistem Operasional Prosedur (SOP) penempatan munisi di Gudmurad.
"Tentunya dengan kejadian ini kita akan mengevaluasi kita akan," kata Agus kepada wartawan, Minggu (31/3).
Sebetulnya terkait dengan gudang yang terbakar, kata Agus dibangun secara khusus. Salah, satunya dengan dibangun bunker di dalam gudang hingga tanggul di dalam gudang dengan kondisi yang rapat.
Bahkan tidak dalamnya sengaja tidak disediakan listrik lantaran sejumlah ton munisi yang telah expired menjadi lebih berbahaya.
"Di dalam gudang itu gi ada listrik jadi memang steril tidak listrik karena itu sangat sensitif," pungkas dia.
Advertisement
65 Ton Amunisi Kadaluarsa
Agus menyebut sejatinya 65 ton munisi kedaluwarsa itu bakal di ledakkan di tempat yang khusus atau disebut Disposal. Proses itu pun kata Agus saat ini tengah dalam pemeriksaan.
"Karena kita sedang menunggu tahap tahap tadi itu. Tetapi sebelum waktu disposal sudah meledak. Karena tadi itu sensitif itu munisi tersebut," tuturnya.
"Apabila amunisi sudah terkumpul, sistem pemeriksaan akan kita percepat akan segera kita disposal," sambung dia.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com