Program KCS Cilegon Pinjaman Modal Berhasil Terserap Rp 5,9 Miliar Lebih dan Diterima 1.945 Pelaku Usaha

Dinkop-UKM Kota Cilegon merealisasikan program pinjaman modal tanpa bunga dan dengan bunga 3 persen hingga sekitar Rp 5,9 miliar lebih.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 24 Jun 2024, 19:11 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 19:11 WIB
Program KCS Cilegon Pinjaman Modal Terserap Rp 5,9 Miliar Lebih dan Diterima 1.945 Pelaku Usaha
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian didampingi Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta saat menyerahkan bantuan modal kepada Pelaku UMKM Cilegon. (Foto: Istimewa/Wahyu Annas)

Liputan6.com, Cilegon Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop-UKM) Kota Cilegon telah merealisasikan program pinjaman modal tanpa bunga dan dengan bunga 3 persen hingga sekitar Rp 5,9 miliar lebih.

Program yang diluncurkan tahun 2021 ini merupakan bagian dari realisasi Program Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menjadi janji kampanye Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dan Wakilnya Sanuji Pentamarta. Program telah berjalan dengan sangat baik dengan jumlah penerima pinjaman lebih dari 1.945 pelaku usaha. 

Berdasarkan data yang dihimpun, pada awal diluncurkan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga disiapkan plafon maksimal Rp 3 juta per orang, sementara untuk maksimal Rp 5 juta dikenakan bunga 3 persen. Kebijakan tersebut berubah pada 22 Desember 2023, yakni plafon pinjaman tanpa bunga bisa hingga Rp 10 juta per orang. Dimana, realisasi program pinjaman melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Dana Bergulir (PDB) Kota Cilegon pada tahun 2021 sebesar Rp 966 juta dengan 439 penerima, tahun 2022 sebesar Rp 1,2 miliar dengan 550 penerima, tahun 2023 sebesar Rp 2,8 miliar dengan 709 penerima dan tahun 2024 yang tercatat hingga Juni sebesar Rp 250 juta dengan 121 penerima. 

Selain melalui UPT PDB, pinjaman tanpa bunga juga masuk program pembiayaan amanah yang disalurkan melalui Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dimana, terhitung mulai 22 Desember 2023 hingga Juni 2024 sudah terserap lebih dari Rp 704 juta dengan 126 peminjam. Atas dasar itu, total dana pinjaman bergulir yang sudah disalurkan sebesar Rp 5,9 miliar lebih dengan jumlah penerima sebanyak 1.945 pelaku usaha di Kota Cilegon.

“Dana pinjaman bergulir tanpa bunga itu sudah direalisasikan lebih dari Rp 5,95 miliar lebih terhitung sejak 2021 hingga 2024 dengan jumlah peminjam sebanyak 1.945 pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” kata Kepala Dinkop-UKM Kota Cilegon Didin S Maulana sebagaimana rilis Diskominfo Kota Cilegon, Senin 24 Juni 2024

Program Pembiayaan Amanah

Selain program pinjaman tanpa bunga yang disalurkan melalui UPT PDB, Didin mengatakan Pemkot memiliki juga program pengembangan KCS, yakni program pembiayaan amanah yang disalurkan melalui BPRS.

“Terhitung mulai 22 Desember 2023 hingga Juni 2024 ini sudah terserap lebih dari Rp 700 juta dengan 126 peminjam. Pembiayaan amanah merupakan program pengembangan dari program KCS yang sumber pembiayaannya dari BPRS. Pembiayaan untuk usaha mikro dengan margin atau bagi hasil 0 persen atau margin dibayar pemerintah,” tambahnya. 

Dijelaskan Didin, para penerima pinjaman modal tanpa bunga tersebut merupakan para pelaku UMKM sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membantu menyediakan modal tanpa harus terbebani oleh bunga pinjaman.

“Program pinjaman ini bergulir sejak 2021 dengan nilai pinjaman melalui UPT PDB tanpa bunga bisa sebesar Rp 3 juta per orang dan jika pinjaman diatas Rp 3 juta sampai Rp 5 juta pakai bunga 3 persen. Pada Desember 2023 program pinjaman tanpa bunganya ditambah menjadi maksima Rp 10 juta melalui BPRS atau bunga nol rupiah. Alhamdulillah, pada umumnya para pelaku UMKM usahanya berkembang dan maju. Ini merupakan bentuk perhatian besar pak wali kota kepada para pelaku UMKM,” jelasnya.

Realisasi Janji Kampanye Wali Kota Helldy Agustian

Pada keterangan sebelumnya, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menegaskan bahwa program bantuan modal UMKM ini merupakan bagian dari realisasi janji kampanye sebagaimana yang tertuang dalam Kartu Cilegon Sejahtera (KCS).

"Masih banyak yang tidak paham bahwa ada empat program KCS, salah satunya adalah bantuan modal usaha sampai dengan Rp 25 juta. Dengan asumsi satu periode kami lima tahun, berarti per tahun Rp5 juta. Maka kita bikin tahap rintisan Rp1-3 juta. Kemudian tahap penguatan Rp3-5 juta," kata Helldy.

Helldy menegaskan kehadiran program KCS sangat penting karena dirinya tidak ingin pelaku UMKM terjerat Pinjol.

"Saya minta kepada pihak bank untuk mempermudah proses administrasinya. Jangan sampai UMKM kita malah pinjam ke pinjol (pinjaman online) atau rentenir. Kami juga minta kepada pelaku usaha yang mendapat pinjaman untuk amanah. Jangan sampai nggak dibalikin. Sudah dibayar marginnya, malah nggak dibayar," pesan Helldy.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya