Pemkot Surabaya Sediakan 1 RW 1 Nakes dan 1 Ambulans Kelurahan di 1.177 Titik

Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan program integrasi layanan primer (ILP) kesehatan melalui inovasi 1 RW 1 tenaga kesehatan atau R1N1.

oleh Fachri pada 19 Jul 2024, 15:30 WIB
Diperbarui 19 Jul 2024, 15:29 WIB
Tenaga Kesehatan.
Program 1 RW 1 tenaga kesehatan Pemkot Surabaya. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya Dalam rangka mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan program integrasi layanan primer (ILP) kesehatan melalui inovasi 1 RW 1 tenaga kesehatan atau R1N1. Program itu dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan di 1.177 Balai RW.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa program ini diharapkan mampu mengurangi antrean di Puskesmas dengan memberikan pemeriksaan rutin di Balai RW.

"Kalau warga merasa kurang sehat, bisa segera periksa ke nakes di Balai RW, sehingga bisa segera ditangani dan mendapatkan obat yang dikirim ke Balai RW,” katanya saat meresmikan layanan R1N1 di Kelurahan Menur Pumpungan, Sukolilo, Surabaya, Rabu (17/7/2024).

Eri menyebut, program R1N1 menjadi langkah pencegahan dini terhadap penyakit ringan maupun berisiko tinggi. Ia mengatakan, dengan pemeriksaan rutin dan akses yang mudah, ketika merasakan gejala ringan, warga bisa segera mendapatkan penanganan tanpa harus antre di Puskesmas.

"Jika itu tertangani cepat, maka angka harapan hidup dan kesehatan warga Surabaya menjadi semakin baik," sebutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerja Sama dengan Berbagai Pihak

Eri mengungkapkan, dalam penyediaan layanan R1N1, Pemkot Surabaya menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Surabaya dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya.

“Kerja sama ini penting untuk memastikan program berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Eri pun menyebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya berencana menambah dokter penanggung jawab di setiap layanan primer pada tahun 2025.

"Maka nanti di 2025 ada dokter penanggung jawabnya, dengan begitu penanganan kesehatannya akan lebih cepat," sebutnya.

Eri juga menjelaskan, Pemkot Surabaya merangkul perguruan tinggi dalam mendukung program R1N1. Ia pun berharap agar mahasiswa kedokteran bisa melakukan praktik di layanan R1N1.

"Nantinya bisa dijadikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, kita bergeraknya seperti sekarang yang kita lakukan Sinau Bareng di Balai RW juga dari perguruan tinggi," jelasnya.

Eri pun mengucapkan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam program R1N1. Ia berharap program ini dapat meningkatkan penerapan ILP di Kota Surabaya.

“Setiap kelurahan nanti akan memiliki satu layanan primer yang terkoneksi dengan dokter, sehingga penanganan kesehatan bisa lebih cepat,” ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengungkapkan, Pemkot Surabaya menyediakan berbagai layanan pemeriksaan kesehatan dasar di program R1N1 sperti di antaranya konsultasi kesehatan, skrining kesehatan, dan pengobatan dasar.

“Jadwalnya nanti menyesuaikan masing-masing Balai RW dan kami agendakan Senin sampai Jumat, nah ini kami adakan di 1.177 Balai RW se-Surabaya,” ungkapnya.

 


1 Kelurahan 1 Ambulans

Ambulans.
Program 1 RW 1 tenaga kesehatan Pemkot Surabaya. (Foto: Istimewa)

Selain R1N1, Pemkot Surabaya juga meluncurkan layanan 1 kelurahan 1 ambulans, layanan ini diluncurkan Eri Cahyadi pada 22 Juli 2024. Program ini bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah akses masyarakat ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Anna Fajrihatin menjelaskan bahwa layanan 1 kelurahan 1 ambulans merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Ia menyebut, ambulans yang dikelola pemkot dan swadaya milik masyarakat akan diintegrasikan dengan layanan Command Center (CC) 112.

"Saat ini 153 kelurahan se-Surabaya sudah terpenuhi ambulans-nya, artinya, 1 kelurahan sudah punya 1 ambulans, tinggal sistemnya yang akan terintegrasi," jelasnya.

Anna pun membeberkan, dengan integrasi pelayanan tersebut, pembagian tugas ambulans lebih efisien. Ia pun begarap dengan adanya layanan 1 kelurahan 1 ambulans, antar jemput pasien menjadi lebih efisien dan tepat waktu.

“Program ini penting agar tidak ada warga yang menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” bebernya.

“Ini adalah hasil gotong royong masyarakat dan pemerintah kota,” imbuh Anna.

Sebagai informasi, layanan kesehatan melalui program 1 ambulans 1 kelurahan diterima dan dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Hal itu tercatat pada bulan Juni 2024, ambulans Dinas Sosial telah melayani sebanyak 142 kali antar jemput jenazah dan 1.065 kali antar jemput pasien.

Untuk antar jemput pasien, pelayanan pasien kontrol dan terapi ke rumah sakit dilakukan dalam dua shift dengan rata-rata tiga hingga empat kali dalam sebulan.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya