PKB Sebut NU Kini Dijadikan Alat Politik oleh Dua Orang

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menegaskan kisruhan yang terjadi merupakan dibuat oleh PBNU bukan PKB.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 03 Agu 2024, 06:04 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2024, 06:04 WIB
PKB Lirik Sandiaga Uno Maju Pilkada Jawa Barat 2024
Waketum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, partainya tertarik mengusung Menparekraf Sandiaga Uno maju di Pilkada Jawa Barat. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

 

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid merasa heran dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kini dinilainya berpolitik.

Hal ini disampaikan terkait dengan pembentukan tim lima panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Nahdlatul Ulama (NU).

"Itulah yang kita hindari, kalau buat KIM-KIM PKB juga bisa bikin. Tapi kan kita baru awal PBNU itu ada istilahnya tidak berpolitik, kok sekarang berpolitik. Itulah yang dilihat alat politik. NU dijadikan alat politik hari ini oleh dua orang mungkin, orang per orang bukan NU secara nasional," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Ia menegaskan, jika PBNU saat ini telah memasuki jalur politik. Hal ini terkait dengan keputusan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait pembentukan panitia khusus (pansus) angket haji yang dianggap sebagai urusan pribadi.

"Iya itu kan klaim, Pak Ace ranting engga. Yang jelas PBNU telah masuk jalur politik. Menggunakan institusi ini untuk kepentingan politik. Makanya ini masuk ke ranah politik yang tidak seharusnya. Satu, parpol ikut campur, keputusan DPR dianggap urusan pribadi. Yang begitu-begitu namanya mempolitisi NU," tegasnya.

"Jadi kalau diteruskan kisruhan itu kan dibuat oleh PBNU bukan PKB. Makanya kita di jalur masing-masing saja lah. Ngomong di depan semua tidak akan berpolitik, hari ini? Itu kan namanya mencla mencle," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


PBNU Bentuk Pansus untuk Rebut Kembali PKB

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk tim lima panitia khusus (pansus) terkait Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Gus Ipul, tim lima merupakan upaya dari PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya yakni PBNU.

"PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan," kata Gus Ipul seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (26/5).

Gus Ipul beralasan, saat ini elite di PKB banyak membuat pernyataan melenceng dari fatsun awal berdirinya. Bahkan ada upaya yang nyata dan sistematis dari para elite partai guna menjauhkan PKB dari struktural Nahdlatul Ulama (NU).

"Pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," ucap Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan, PKB didirikan oleh struktur NU, dalam hal ini PBNU hingga ke cabang, MWC dan ranting NU. Sehingga, ditegaskan Gus Ipul, tanpa struktur NU, PKB tidak akan pernah terbentuk.

Keponakan Gus Dur itu mencontohkan, pernyataan elite PKB yang menganggap PBNU tidak perlu didengarkan. Buktinya, kata Gus Ipul, PKB gagal dalam pemilihan presiden 2024. Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menjadi cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan, kalah dari Prabowo-Gibran.

Gus Ipul memastikan, tim lima yang akan dibentuk ini akan menyerupai tim lima pada awal reformasi terdahulu, yang pernah dibentuk PBNU untuk mendirikan PKB.

Tim lima ini akan segera diwujudkan jika mendapatkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

"Kita akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini," kata Gus Ipul.

 

Reporter: Nur Habibie

sumber: Merdeka.com

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya