Liputan6.com, Jakarta Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, sebuah periode yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa. Bonus demografi terjadi ketika penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif.
Terkait hal itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah mengatakan Indonesia belum bisa memanfaatkan bonus demografi. Said menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya, sebanyak 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca Juga
"Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja kita terserap di sektor informal. Dengan demikian, kita belum mendapatkan manfaat maksimal dari bonus demografi," kata Said Abdullah, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (20/8/2024).
Advertisement
Said mengatakan dalam hal Indeks Pembangunan manusia Indonesia masih peringkat 6 ASEAN. Posisinya berada di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Masalah Stunting Masih Jadi Tantangan
Di sisi lain, Said menyoroti generasi masa depan Indonesia masih menghadapi masalah stunting. Pasalnya, prevalensi sunting masih tinggi yakni sekitar 21 persen.
Oleh karena itu, Said mendorong untuk perbaikan kualitas SDM Indonesia agar IPM meningkat.
"Afirmasi untuk memperbaiki kualitas SDM sebagai daya saing utama harusnya jadi perhatian utama kedepan. Setidaknya kedepan indeks pembangunan manusia kita bisa melampaui Vietnam,Thailand, dan Malaysia," ujar Said.
Â
(*)
Advertisement