Pj Gubernur Sebut Pembangunan Tanggul Pantai yang Belum Rampung Buat Jakarta Diterjang Rob

Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, salah satu penyebab terjadinya banjir pesisir atau rob di Jakarta ialah belum terbangunnya secara menyeluruh proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau pembangunan tanggul pantai.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Des 2024, 04:09 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 04:09 WIB
Pemandangan Udara Pesisir Jakarta yang Terendam Banjir Rob
Banjir rob Jakarta diakibatkan fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, salah satu penyebab terjadinya banjir pesisir atau rob di Jakarta ialah belum terbangunnya secara menyeluruh proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau pembangunan tanggul pantai.

"Ada di beberapa titik-titik ini kita lihat itu adalah area-area yang belum terbangun (tanggul pantai), di situlah yang terkena rob," kata dia di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Menurut Teguh, total tanggul pantai yang harus dibangun ialah sepanjang 39 kilometer (km). Namun, ada lebih kurang 16,1 km tanggul pantai yang belum dibangun hingga 2024.

"Memang di antaranya adalah tanggung jawab pemerintah pusat, ada yang tanggung jawab pemerintah DKI. Jadi yang belum terbangun adalah 16,1 kilometer, 3,3 ditambah 12,8," terang dia.

Karenanya, Teguh menuturkan, wilayah pesisir yang tanggul pantainya belum selesai, selalu langganan diterjang banjir rob. Terlebih, kata dia di sejumlah posko yang berada di depan RT-RW wilayah pesisir Jakarta memiliki cekungan yang dalam.

"Disitulah yang paling sering (terjadi rob). Ada yang 1 meter dan sebagainya. Tapi yang perlu dipahami bersama adalah, rob itu kan muncul pada saat pasang. Misalnya ya, rob pasang antara sekitar jam 8-9, terus sampai sekitar jam 12-an, jam 1 mulai surut," kata Teguh.

 

Sejumlah Wilayah

Teguh merinci, lokasi pembangunan tanggul pantai yang belum selesai, antara lain di Muara Angke, sekitar Pantai Mutiara, di sekitar Sunda Kelapa, Ancol Barat, dan di sekitar Kali Blencong.

Dia menuturkan, proyek pembangunan tanggul ini adalah kerja sama Pemprov Jakarta dengan Kementerian Pekerja Umum (PU). Teguh menargetkan, sepanjang 4 km tanggul pantai rampung dibangun pada pertengahan 2025 mendatang.

"Saat ini yang bisa kita lakukan adalah bagaimana pada saat rob itu terjadi kami tidak berdiam diri. Setiap kali terjadi katakanlah bulan purnama atau pasang, WA grup di lingkup provinsi pasti ramainya tentang itu," ujarnya.

Disebabkan Fenomena Alam Bukan Curah Hujan

Banjir pesisir atau banjir rob belakangan ini membuat sejumlah wilayah di Jakarta terendam air dengan ketinggian hingga 100 centimeter (cm).

Menanggapi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengatakan, Rob terjadi bukan karena curah hujan yang tinggi. Namun, banjir di wilayah pesisir Jakarta ini disebabkan fenomena alam berupa fase bulan purnama.

Fenomena alam itu membuat pasang air laut mengalami peningkatan secara maksimum. Hasilnya, air laut mengalami pasang dan meluap ke daratan yang menyebabkan banjir Rob.

"Ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan pasang air laut. Saat pasang tinggi, terutama pada fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan bisa mencapai daratan rendah yang berada dekat dengan garis pantai," kata Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam keterangannya, Selasa (17/12/2024).

Menurut Ika, pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Ketika bulan berada di titik purnama inilah yang kemudian dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

Ika bilang, durasi banjir rob yang terjadi dapat bervariasi. Hal ini tergantung beberapa faktor, seperti siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca.

Banjir rob biasanya berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat pasang. Sehingga, untuk mengatasinya, Pemprov Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut, bahkan saat air tidak mampu mengalir secara gravitasi.

"Kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama. Sehingga kami mengoptimalkan operasional pompa stasioner maupun mobile untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar," jelas Ika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya